Bakajang sendiri, katanya, sudah berhasil menjadi atraksi budaya terbaik nasional di Anugerah Pesona Indonesia. Meski sudah jadi juara nasional, kata wali nagari, tetapi sarana penunjang untuk Bakajang masih seperti itu juga tiap tahunnya, diadakan di tempat apa adanya dan belum ada pembenahan secara infrastruktur.
“Ini yang masih menjadi kendala bagi kami. Meski Bakajang selalu sukses mencuri perhatian masyarakat untuk berdatangan, tetapi pembenahan infrastruktur belum pernah dilakukan. Beginilah lokasi Bajakang, atraksi budaya yang pernah juara nasional,” ujar Wido.
Di hadapan Bupati Safaruddin, serta anggota DPRD, Wali Nagari Gunuang Malintang itu berharap kepada Pemerintah Lima Puluh Kota dan Pemprov Sumbar untuk memperhatikan dalam pembenahan infrastruktur lokasi Bakajang.
“Bakajang ini terus kami jaga, terus kami lestarikan. Bakajang ini kedepannya harus jadi pariwisata prioritasnya Sumbar. Kami juga harapkan adanya pembenahan tempat ini dari pemerintah daerah atau Pemprov Sumbar terhadap Bakajang. Mudah-mudahan, pelaksaan Bakajang 2024 mendatang tempatnya sudah representatif tertata secara baik, sehingga menambah keindahan Sungai Batang Maek dan meningkatkan semangat masyarakat, serta anak Nagari Gunuang Malintang,” ujar Wido Putra.
Sementara Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Datuak Bandaro Rajo atas nama pemerintah daerah terus dan selalu mendukung atraksi budaya Bakajang.
“Bakajang ini unik, harus dilestarikan. Ini satu-satunya ada di Indonesia. Pemerintah daerah terus mendukung ini. Pembenahan menuju tempat yang resprestatif adalah tugas kita bersama,” ujar bupati.
Safaruddin juga memuji, serta kekompakan anak nagari dan perantau demi suksesnya alek Bakajang.