Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldi mengatakan, diangkatnya Prof. Ganefri sebagai penghulu merupakan sangat urgen mengingat ia adalah salah seorang tokoh pendidikan, tokoh masyarakat Sumbar yang banyak berkiprah untuk pendidilkan nasional. “Kita bangga dengan kiprah beliau (Ganefri,red) untuk Sumbar khususnya,” ucapnya.
Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar ketika memberikan sambutannya mengatakan, pihaknya belajar dari nagari di Minangkabau untuk kebijakan di Kemendes dalam konsep pembangunan desa bermuatan kearifan lokal.
“Saya secara pribadi sangat bangga dan mengucapkan selamat atas upacara pemberian gelar ini dan berterima kasih atas pemberian gelar Sultan Khalifah pada kami,” kata menteri yang merupakan tokoh NU ini.
Prof. Ganefri, Ph.D Datuk Djunjungan Nan Bagadiang mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tamu dalam dan luar negeri dan semua panitia dari kaum Banuhampu, ninik mamak, serta Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, camat dan pemerintah nagari yang telah menyukseskan prosesi ini, sehingga berjalan lancar.
Pada kegiatan siangnya dilakukan prosesi mengantar penghulu dari Simpang Bakia ke Balairung Adat VII Koto Talago, dengan iringan tambua dan talempong Tim Kesenian Departemen Seni, Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP. Di Balairung adat dilakukan prosesi upacara ‘pati ambalau’, semacam pengukuhan di hadapan ninik mamak Nagari VII Koto Talago, Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota. (*)