HARIANHALUAN.ID – Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Ganefri, Ph.D diangkat atau dilewakan menjadi penghulu Suku Banuhampu Nagari VII Koto Talago, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sabtu (20/5/2023).
Gala yang dilewakan adalah Datuk Djunjungan Nan Bagadiang. Diangkatnya Prof. Ganefri sebagai penghulu menggantikan mamak beliau almarhum Prof. dr. Dr. Kamardi Thalut, seorang guru besar dan dokter ahli bedah di Universitas Andalas (Unand) Padang.
Hadir dalam acara itu, Gubernur Sumbar, Kapolda Sumbar, Danrem, Ketua DPRD Sumbar, Bupati Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Wako Payakumbuh, Wali Kota Padang, Direktur Sumber Daya Ditjen Diktiristek Mohammad Sofwan Effendi, Ketua LKAAM Sumbar dan unsur pimpinan UNP, serta tamu undangan lainnya, termasuk rombongam dari Malaysia dan mewakili beberapa kepala daerah dan pimpinan PTN/PTS. Diperkirakan hadir lebih kurang 5.000 undangan baik nasional dan internasional pada acara adat ini.
Pada prosesi pagi hari, setelah diarak dari rumah mertua beliau menuju Rumah Gadang Suku Banuhampu, dilakukan acara prosesi pamuntiangan/malewakan oleh Suku Banuhampu, seperti petatah petitih antar ninik mamak, pengucapan sumpah oleh Datuk Djunjungan Nan Bagadiang dan juga pemberian gelar adat pada Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar dengan gelar adat Sultan Khalifah.
Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKKAM) Sumbar, Fauzi Bahar Datuk Nan Sati mengatakan, batagak penghulu merupakan wujud budaya Minangkabau yang tak lakang dek paneh tak lapuak dek hujan, juga sebagai wujud demokrasi dalam suatu kaum.
“Marilah kita jaga integrasi dan menghindari persengketaan tanah melalui sertifikat tanah komunal dan kita berharap terus membina anak kemenakan kita,” ujar mantan Wako Padang ini.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldi mengatakan, diangkatnya Prof. Ganefri sebagai penghulu merupakan sangat urgen mengingat ia adalah salah seorang tokoh pendidikan, tokoh masyarakat Sumbar yang banyak berkiprah untuk pendidilkan nasional. “Kita bangga dengan kiprah beliau (Ganefri,red) untuk Sumbar khususnya,” ucapnya.
Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar ketika memberikan sambutannya mengatakan, pihaknya belajar dari nagari di Minangkabau untuk kebijakan di Kemendes dalam konsep pembangunan desa bermuatan kearifan lokal.
“Saya secara pribadi sangat bangga dan mengucapkan selamat atas upacara pemberian gelar ini dan berterima kasih atas pemberian gelar Sultan Khalifah pada kami,” kata menteri yang merupakan tokoh NU ini.
Prof. Ganefri, Ph.D Datuk Djunjungan Nan Bagadiang mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tamu dalam dan luar negeri dan semua panitia dari kaum Banuhampu, ninik mamak, serta Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota, camat dan pemerintah nagari yang telah menyukseskan prosesi ini, sehingga berjalan lancar.
Pada kegiatan siangnya dilakukan prosesi mengantar penghulu dari Simpang Bakia ke Balairung Adat VII Koto Talago, dengan iringan tambua dan talempong Tim Kesenian Departemen Seni, Tari dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP. Di Balairung adat dilakukan prosesi upacara ‘pati ambalau’, semacam pengukuhan di hadapan ninik mamak Nagari VII Koto Talago, Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota. (*)