LIMA PULUH KOTA, HARIANHALUAN.ID – Program Pembinaan Kepribadian yang diinovasikan menjadi Program Lapas Berbasis Pesantren diinisiasi oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas III Suliki, Kamesworo bekerja sama dengan jajaran Kemenag Lima Puluh Kota, Penyuluh Agama KUA Suliki, dan Baznas Lima Puluh Kota.
Berangkat dari hal tadi, di Lapas Kelas III Suliki, kegiatan keagamaan rutin dilaksanakan setiap Senin sampai Kamis. Para warga binaan yang saat ini akrab disapa dengan sebutan para santri rutin belajar agama yang dibimbing oleh para ustaz dan ustazah.
Para santri binaan diajarkan bagaimana agar bisa menerapkan arti dan makna dari surat yang ada di dalam Al-Qur’an, serta mampu untuk mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Para santri juga diajarkan ilmu dakwah berdasarkan kepada nasihat-nasihat santun, dalam memberikan ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, lemah lembut, tanpa membuat tersinggung, sehingga apa yang nanti disampaikan bisa membuat seseorang tersentuh hatinya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas III Suliki, Kamesworo juga mengucapkan rasa bersyukur program lapas pesantren yang dijalankan ini banyak memberikan efek positif bagi para warga binaan di Lapas Kelas III Suliki.
“Mereka jadi bisa rajin membaca Al-Qur’an, dan ini merupakan kebiasaan yang baik, warga binaan bisa membangun pondasi agar istiqomah melakukan kebaikan,” ucap Kames pekan lalu.
Kames berharap pelajaran yang ada di Program Lapas Berbasis Pesantren ini menjadi bekal bagi warga binaan ketika mereka sudah bebas nanti. (h/ddg)