MENTAWAI, HARIANHALUAN.ID — Ketersediaan sarana dan prasarana serta alat kesehatan (alkes) di Kabupaten Kepulauan Mentawai hingga saat ini masih jauh dari kata mencukupi. Tak hanya itu, kabupaten yang masih menyandang status sebagai daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) itu juga masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan.
Hal ini terungkap saat Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menyerahkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi sejumlah balita dan ibu hamil di Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam kegiatan bertajuk Aktifkan Posyandu dan Pelayanan Kesehatan Terpadu serta Peluncuran Aplikasi Help Me yang merupakan inovasi RSUD Mentawai di Homestay Mapaddegat, Sipora Utara, Jumat (25/8) kemarin. Selain itu, ratusan alat kesehatan (alkes) antropometri juga disalurkan untuk memaksimalkan layanan kesehatan bagi masyarakat di Bumi Sikerei.
“Melalui PMT ini, kami terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak kita. Mereka harus tumbuh jadi anak yang sehat dan berkepribadian kuat. Sebab, mereka adalah pemimpin masa depan. Menjaga mereka, sama artinya kita menjaga masa depan,” kata Mahyeldi.
Mahyeldi menegaskan, kesehatan adalah hak dasar rakyat yang harus difasilitasi oleh negara, sehingga alokasi anggaran di bidang kesehatan terus dioptimalkan. Paling tidak, pemerintah bertanggung jawab untuk tiga hal utama di sektor kesehatan, yaitu memberikan informasi, memberikan edukasi, serta memenuhi fasilitas kesehatan.
“Informasi sementara dari Kepala Bappeda Sumbar, kami akan menyalurkan 298 alat antropometri untuk masyarakat Mentawai. Agar pelayanan di puskesmas, posyandu, poskeskel, hingga poslindes di Mentawai dapat lebih maksimal,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Bupati Mentawai, diwakili Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mentawai, Desti Seminora menyebutkan, sebelumnya dalam rapat koordinasi dengan provinsi, pihaknya telah memaparkan kondisi layanan kesehatan di daerah tersebut. Ia pun berharap agar Pemprov Sumbar dapat mengakomodir kebutuhan yang diperlukan agar layanan kesehatan di Mentawai lebih maksimal.
“Ketersediaan alat kesehatan (alkes) pada sarana-sarana kesehatan di Mentawai saat ini baru terpenuhi 61,19 persen dari kebutuhan. Kemudian, juga dibutuhkan lebih banyak SDM seperti dokter spesialis, dokter, perawat, dan lain-lain. Tentu saja arahan dari Bapak Gubernur dalam upaya memenuhi kekurangan tersebut sangat berarti penting bagi kami di Mentawai,” ucap Desti.
Dalam kegiatan pada kunjungan kerja hari kedua Gubernur di Mentawai tersebut, Pemprov Sumbar melalui Dinkes Sumbar dan Dinkes Mentawai juga menggelar layanan kesehatan gratis bagi masyarakat, seperti layanan dokter spesialis, dokter umum, pengecekan kehamilan dan kesehatan balita, serta berbagai layanan kesehatan lainnya.
Di samping itu, Gubernur Sumbar juga meluncurkan secara resmi Aplikasi Help Me atau juga disebut Help Mentawai, yang merupakan program inovasi dari RSUD Mentawai. Direktur RSUD Mentawai, dr. Toni Ruslim menerangkan, aplikasi Help Me bisa diakses oleh masyarakat Mentawai melalui gawai masing-masing, untuk segera mendapatkan pelayanan kesehatan yang bersifat emergency.
“Ini kita perlukan agar tenaga kesehatan bisa dengan cepat menjangkau warga yang sedang emergency. Sudah bisa diunduh di PlayStore, tetapi memang baru bisa diakses di daerah bersinyal. Sebab dari 15 puskesmas di Mentawai, masih ada lima puskesmas yang berada di kawasan tidak bersinyal (blank spot),” kata Toni. (h/dan)