Namun, perjalanan spiritualnya tidak selalu mudah. Pada masa SMA, Irfan sempat meragukan keyakinannya dan menjadi ateis. Namun, berkat hidayah Allah, ia kembali menemukan jalan menuju Islam dan menjadikannya sebagai pedoman hidup.
Irfan sempat mencoba membuka usaha laundry, tetapi usaha itu tidak bertahan lama. Ia pun akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia perdagangan buku agama. Selain itu, Irfan juga menjual baju koko dan parfum di berbagai acara pengajian. Yang membuatnya tetap semangat berjualan buku agama adalah adanya niat untuk berdakwah.
“Dengan berdagang buku agama, saya berharap bisa menjadi bagian kecil dari penyebaran kebaikan. Meskipun saya bukan seorang ustaz, saya yakin buku-buku ini bisa menjadi jalan hidayah bagi orang lain. Itulah yang membuat saya terus bersemangat,” ujarnya dengan tulus. (*)