Bagi Murniati, pelatihan ini bukan sekadar soal teknik pertanian. Dikatakannya, ini merupakan gerakan kecil yang bisa membawa perubahan besar.
“Lewat pelatihan ini, para ibu bisa mengurangi volume sampah rumah tangga, mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat, bahkan bernilai ekonomi. Tak ada lagi sampah yang dibuang sembarangan. Segalanya bisa diolah dan dimanfaatkan,” ungkapnya.
Elfi pun menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, pelatihan semacam ini sangat penting, terlebih di tengah kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sungai Andok yang kian sesak.
“Volume sampah di Padang Panjang saat ini mencapai sekitar 50 ton per hari. Dengan asumsi setiap orang menghasilkan 0,8 kilogram sampah per hari, tidak heran kalau TPA kita semakin penuhi,” sebut Elfi seraya menuturkan data yang pernah dia baca.
Bagi Elfi dan anggota KWT Berkah, pelatihan ini bukan akhir, tapi awal dari sebuah gerakan. “Kami ingin jadi bagian dari solusi. Lewat gerakan kecil ini, semoga kesadaran mencintai lingkungan bisa menular ke masyarakat luas. Karena perubahan besar selalu dimulai dari rumah sendiri,” tuturnya penuh harap. (*)