Sementara itu, Elfira Riska Abrar menambahkan, selain memberi pelatihan teknis, mereka juga berharap masyarakat bisa melihat peluang usaha dari pembuatan tape.
“Kalau ditekuni, ini bisa jadi produk unggulan desa. Kami juga senang karena antusiasme ibu-ibu luar biasa,” katanya.
Setelah proses fermentasi selama empat hari, hasil tape dibagikan kepada rumah-rumah peserta dan masyarakat setempat. Para ibu-ibu menyampaikan terima kasih atas ilmu yang dibagikan, menyebut kegiatan ini bukan hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga mempererat silaturahmi antara mahasiswa dan warga. (*)