“Gelanggang ini saksi sejarah. Dari sinilah semangat kebersamaan itu tumbuh. Maka mari kita jaga dan kembangkan agar jadi kebanggaan Pabasko, bahkan Sumatera Barat,” tambahnya penuh haru.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sumbar, Erick Hamdani Datuak Ambasa, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya event ini.
“Pacu kuda di sini sangat kental dengan nilai adat dan budaya. Pemerintah Provinsi tentu sangat mendukung agar gelanggang Bancah Laweh bisa menjadi arena pacuan berskala nasional. Kita ingin cita-cita niniak mamak se-Pabasko untuk menggelar pacuan nasional segera terwujud,” ujarnya.
Erick menambahkan, alek pacu kuda bukan sekadar hiburan rakyat, melainkan juga motor penggerak ekonomi lokal.
“Keramaian ini memberi dampak langsung. Pedagang kecil dan UMKM meningkat omzetnya, masyarakat tersenyum, ekonomi berputar. Ini bukti bahwa budaya dan ekonomi bisa berjalan seiring,” jelasnya.
Ketua Pelaksana, Delius Putra dalam laporannya menyampaikan, sebanyak 59 ekor kuda ikut serta dalam alek kali ini, terdiri dari 47 kuda pacu dan 12 kuda bendi (bugi), dengan total 14 race pacu dan 3 race bugi.
Peserta datang dari berbagai daerah, termasuk Sumatera Utara, Aceh, dan kabupaten/kota di Sumatera Barat.














