Ia juga menyebutkan, 1.877 pelaku UMKM turut hadir meramaikan kegiatan ini dengan fasilitas berjualan gratis, begitu pula dengan pengunjung yang tidak dipungut biaya masuk.
“Semua kita fasilitasi tanpa biaya agar masyarakat benar-benar bisa menikmati alek ini dan ikut merasakan manfaat ekonominya,” kata Delius.
Sementara itu, Ketua Pordasi Pabasko, Riki Putra berharap kegiatan pacu kuda dapat dijadikan agenda tahunan yang rutin digelar di Padang Panjang.
“Pacu kuda bukan hanya tontonan, tapi perekat silaturahmi. Masyarakat senang, pelaku UMKM terbantu, dan ekonomi menggeliat. Kita ingin pacuan ini jadi kebanggaan daerah,” tuturnya.
Puncak kemeriahan terasa saat bendera Pataka dikibarkan di tengah arena, menandai resmi dimulainya Alek Anak Nagari Pabasko Gubernur Cup III.
Sorakan penonton berpadu dengan derap langkah kuda yang melesat di lintasan, menghadirkan suasana penuh semangat dan nostalgia akan kebesaran tradisi Minangkabau.
Pacu kuda ini bukan hanya melestarikan olahraga warisan nenek moyang, tetapi juga membuktikan bahwa adat, budaya, dan ekonomi bisa bersatu untuk kemajuan nagari.














