Menurut pimpinan Perguruan Thawalib Padang Panjang itu, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan alat teknologi, maka menghitung perjalanan benda-benda langit sudah bisa dilakukan secara detil dan lebih akurat, termasuk menghitung perjalanan bulan dan matahari, sebagai acuan dalam penetapan perjalanan waktu dan awal bulan.
Dahulu, katanya, orang memang menggunakan tanda-tanda alam dan hewan dalam memperkirakan waktu. Tapi hal itu jelas tidak seakurat yang dapat dilakukan saat ini.
“Dahulu penentuan waktu-waktu beribadah masih agak-agak, karena seperti itulah baru kemampuan umat manusia. Kini dengan ilmu falak, persoalan penentuan waktu dapat diselesaikan dengan baik, perhitungannya sudah jelas, baik bulannya sudah terlihat bulan maupun belum. Zaman nabi, hisab itu memang belum diterapkan dengan dukungan teknologi, tapi masih menggunakan perhitungan yang sederhana,” ujarnya.
Zulkarnaini mengajak keluarga besar Muhammadiyah Pabasko, merayakan Idul Fitri sesuai syariah, di antaranya mengumandangkan takbiran. “Takbirannya jangan ganti dengan kaset dan jangan malu. Kalau diganti dengan kaset, nanti malah kasetnya yang dapat pahala,” sebutnya.
Usai tausiyah dan pembagian paket lebaran, kegiatan ditutup dengan berbuka puasa bersama, yang juga diikuti pimpinan organisasi otonom utama; Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Pabasko dan ortom lainnya. (*)