PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Ruangtemu Nan Tumpah yang berukuran sekira 10×6 meter itu menyaring bebunyian dua pertunjukan sederhana di petang sore itu, Minggu (23/3). Ada sekelompok anak kecil dan remaja yang menabuh rebana dan memukul talempong. Setelahnya ada dua puisi yang dimusikkan — musikalisasi puisi.
Pertunjukan yang dimainkan sekelompok anak dan remaja itu agaknya si penjaga geliat Komunitas Seni Nan Tumpah yang berumah di Korong Kasai, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman. Mereka merupakan siswa kelas Musik Kelana Nan Tumpah.
Lalu ada musikalisasi puisi yang dimainkan anggota Nan Tumpah. Mereka menyadurkan lirik dan musik dari puisi dua penyair ternama Sumatera Barat, Syarifuddin Arifin dan Irmansyah. Musik puisi pertama dengan Lembah Anai-nya Syarifuddin Arifin. Kedua, syair Irmansyah yang berjudul Musim-musim Burung.
Kedua pertunjukan itu adalah etalase awal yang mengabarkan adanya gelaran Pekan Nan Tumpah di tahun ini. Kegiatan itu terpumpun dalam gelaran swadaya Komunitas Seni Nan Tumpah pada Pekan Nan Tumpah 2025.
Begitulah janang awal yang diantarkan Direktur Pekan Nan Tumpah 2025, Mahatma Muhammad, pada Taklimat Peluncuruan Pekan Nan Tumpah 2025 di Ruangtemu Nan Tumpah Batang Anai, Padang Pariaman, Minggu (23/3) kemarin. Taklimat ini bagian dari serangkaian Festival Pekan Nan Tumpah yang akan berlangsung hingga Juli mendatang.
“Sejak 2011 kami telah melakoni festival ini sebagai muara dari kegiatan dan program rutin yang selalu kami laksanakan sebelumnya. Dan festival ini memang sebagai respons juga terhadap minimnya festival seni di Sumbar,” kata Mahatma.
Pada tahun ini, jelas Mahatma, Pekan Nan Tumpah 2025 menjadi gelaran yang ketujuh kalinya. Festival kali ini tak hanya mendapatkan supporting dari berbagai komunitas saja, tapi juga didanai langsung oleh platform Dana Indonesiana-LPDP Kementerian Kebudayaan RI.