Sate, kuliner yang satu ini sangat terkenal di seluruh santero Indonesia hingga ke pelosok dunia sekalipun. Tidak hanya bagi pencinta kuliner dari ranah minang, kata sate ini pernah diucapkan oleh presiden Amerika Barack Obama sebagai salah satu makanan kesukaannya, beberapa tahun lalu.
Sate Padang dengan aroma dan citarasa yang khas membuat para pecinta kuliner ranah Minang tidak bosan walaupun sering kali menicipinya.
Sate Padang beragam warna dan rasa tergantung daerah asal yang ada di Sumatera Barat. Diantaranya Padang Pariaman, Payakumbuh, Padang Panjang dan daerah lainya. Kali ini khusus Sate Padang Pariaman menjadi perhatian, karena sangat menjadi primadona di kota kota besar di Indonesia.
Sate Padang Pariaman memiliki cita rasa yang cenderung lebih pedas. Dibandingkan sate daerah lainya, aroma Sate Pariaman begitu menggoda melalui asap yang mengepul seiring dengan membakar bawang goreng, dapat membuat perut keroncongan setiap para pecinta kuliner. Tidak hanya itu daging sate Padang Pariaman memiliki kerenyahaan dan terdapat beberapa pilhaan daging sapi seperti daging padat, lidah, usus, hati dan limpo.
Sate Padang Pariaman memiliki warna kuah yang berbeda dengan sate dari daerah lainya. Memiliki ketupat yang berukuran besar dan daging pilihan yang ditusuk lidi yang sudah rebus dengan bumbu khusus lalu dibakar. Kemudian disiram dengan kuah panas yang berwarna kuning kecoklatan, sebagai pelengkapnya di beri keripik singkong balado.
Harga sate Padang Pariaman sangat terjangkau satu porsi dengan harga Rp.15.000 – Rp. 25.000 dengan 6-10 tusuk sate dan ketupat berukuran sedang.
Ketahan kuah sate juga beragam yang tidak mudah encer dan jika dibungkus bisa bertahan dengan waktu tertentu, sehingga sate Padang Pariaman terkenal dengan rasa dan kualitas kuahnya terbaik.
Sate Padang Pariaman merupakan makanan berbahan dasar daging sapi atau kerbau dan kaya akan bumbu rempahnya menjadikan makanan ini primadona dan masakan kebanggaan masyarakat Padang Pariaman khusunya Minangkabau.
Seiring perjalanan waktu, Sate Padang Pariaman yang semula berbahan dasar daging, kini dengan adanya inovasi dan kreativitas serta ide masyarakat.
Para pelaku UMKM di Padang Pariaman mengembangkan dalam bentuk variasi lain pengganti daging sapi, seperti ayam, lokan, puyuh, telur puyuh, dan lain sebagainya. Tentu yang lebih mendasar tidak menghilangkan rasa khas sate Padang Pariaman. Inovasi tersebut bertujuan agar produk sate Padang Pariaman mengikuti perkembangan zaman, sehingga bisa masuk pasar nasinonal sebagai produk kuliner unggulan.
Sementara itu, terkait dengan adanya varian atau dalam bahasa disebut Diferensiasi produk atau pembedaan produk (bahasa Inggris: product differentiation) proses dimana pembedaan suatu produk untuk membuatnya lebih menarik terhadap suatu pasar sasaran tertentu sesuai dengan kebutuhan atau permintaan. Upaya memodifikasi produk agar lebih menarik, perubahan yang dilakukan adalah merubah karakter produk tersebut. Perlu sebuah inovasi bagaimana produk sate padang pariaman terus berinovasi , variasi serta seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, Ketika orang Jakarta ingin merasakan sate asli dari Padang Pariaman tentu tidak perlu datang ke Padang Pariaman, cukup ke market kuliner atau mini market dimana sate Padang Pariaman tersedia dalam bentuk instan.
Produk kuliner lainya sudah memulai seperti kuah pical siap saji, tentu sate Padang Pariaman juga bisa hadir dalam bentu varian kuahnya siap saji dimana para pecinta kuliner sate Padang Pariaman dapat lebih mudah menikamatinya sesuai dengan selera mereka.
Menyikapi hal itu, para pelaku UMKM perlu mendapat perhatian serius dari pemerintahan daerah dalam mengembangkan daya saing serta pangsa pasar yang lebih luas. Pelaku UMKM perlu mendapatkan pelatihaan pengetahuan tentang sebuah inovasi produk mereka. Selain pasar secara konvensional juga bisa merambah pasaran digital yang hari ini sangat menjanjikan bagi para pelaku produk UMKM di Ranah Minang.
Selain itu, pemasaran merupakan salah satu masalah yang muncul yang harus di hadapi para pelaku usaha Sate Padang Pariaman saat ini. Hampir semua pelaku usaha bergantung pada penjualan harian. Karena itu pelaku usaha harus memiliki kemampuan atau strategi khusus untuk memasarkan produk sate Padang Pariaman di era digitalisasi saat ini.
Untuk itu kita harus memahami arti pemasaran. Dari arti bahasa, pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia, dengan tujuan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Yang dimaksud dengan digital menurut para ahli, menyebutkan defenisi digital adalah suatu sinyal atau data yang dinyatakan dalam serangkaian angka 0 dan 1. Umumnya diwakili oleh nilai-nilai kuantitas fisik, seperti tegangan atau polarisasi magnetic. Digital berasal dari kata digitus, dalam Bahasa Yunani yang artinya jari jemari. Manfaatnya teknologi digital dapat melakukan komunikasi jarak jauh dengan mudah dan cepat, bahkan sampai mancanegara.
Kendala para pelakuk UMKM hari ini, Ketika produk sudah dibuat, mereka tidak mampu untuk mempromosikan produknya. Mereka seolah tidak tahu bagaimana cara masuk keranah marketing takut mengeluarkan biaya yang sangat mahal, ditambah belum maunya para pelaku UMKM mencoba Inovasi produk terkendala ilmu pengetahuan.
Untuk mendorong para pelau UMKM maju, yang pertama harus dilakukan oleh pemerintahan daerah adalah memberikan pelatiahan kerja dalam upaya pengembangan produk UMKM ke arah Inovasi produk agar nanti kedepan tidak kalah bersaing dengan produk -produk yang dikeluarkan oleh perusahan besar seperti salah satu produk Indofood. Selain itu para pelaku UMKM harus juga dilatihan dalam berbagai ilmu marketing atau pemasaran prouduk dengan memafaatkan teknologi digitalisasi.
Salah satu media online yang mudah dan simpel digunakan oleh para pelaku UMKM saast ini adalah media sosial (facebook, Instagram, twiter, tiktok, dll). Iklan di media sosial ada yang gratis dan ada yang berbayar, Melalui iklan di media sosial bisa dilakukan setiap saat dan berulang.
Berikut ini langkah-langkah marketing produk sesuai tujuan pencapaiannya. Pertama: Iklan Informatif, bertujuan menciptakan kesadaran merek, dan pengetahuan tentang produk. Kedua. Iklan Persuasif bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian produk. dan yang ketiga adalah Iklan pengingat bertujuan menstimulasikan pembelian berulang, dan yang terakhir adalah Iklan penguat bertujuan meyakinkan komsumen terhadap kulitas produk.
Tujuan dari iklan tersebut, diharapkan bagi para pelaku UMKM mampu mempromosikan produknya secara berulang-ulang dan secara kontinue sehingga terciptanya pangsa pasar yang lebih luas serta meningkatnya value (nilai) yang diharapkan bagi para pelaku usaha. (*)