Anggota DPR RI Ade Rezki Pratama Bersama BKKBN Sumbar Sosialisasikan Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Padang Pariaman

PADANGPARIAMAN, HALUAN – Anggota DPR RI Komisi IX Ade Rezki Pratama dengan mitra kerjanya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumbar melakukan Sosialisasi l, Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Padang Pariaman, Minggu (9/4).

Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati mengatakan Pemerintah menargetkan tahun 2024 mendatang angka stunting di Indonesia itu sudah berada pada 14 persen. Untuk mencapai target itu maka perlu dilakukan intervensi dari semua pihak agar angka stunting ini bisa diturunkan.

“Berdasarkan hasil survey angka stunting di Sumbar dan Padang Pariaman ini masih tinggi, walupun sudah dilaksanakan intervensi, ” katanya.

Untuk di Padang Pariaman sendiri kata Fatmawati, angkanya masih tinggi yaitu pada angka 25 persen, sedangkan WHO telah menegaskan angka stunting itu tidak boleh lebih dari 20 persen.

“Saat ini sudah banyak cara yang dilakukan mulai dari pendampingan keluarga yang berpotensi dan penerapan bapak asuh yang dilakukan oleh Pemerintah daerah, ” katanya.

Ia mengatakan saat sudah banyak kader yang telah dilatih yang mendampingi masyarakat yang berada pada posisi yang rawan atau berpotensi, kader dan pendamping harus memastikan apakah batuan yang diberikan itu sampai pada penderita.

“Saat ini sudah banyak bantuan yang diberikan apakah itu gizi hewani dan sebagainya untuk mencukupi gizi anak stunting. Namun kita tidak bisa memastikan apakah gizi itu benar-benar sampai pada anak stunting atau tidak,” katanya.

Ke depan, para kader dan pendamping keluarga harus memastikan bantuan asupan gizi yang diserahkan itu harus benar-benar anak yang stunting itu yang mengonsumsi. Sehingga dengan gizi itu akan terbebaskan dari stunting.

Sementara itu, Ade Rezki Pratama menyampaikan pada tahun 2024 ditargetkan stunting ini hanya 14 persen di Indonesia, tentu angka ini masih jauh, perlu dilaksanakan secara bersama.

“Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya stunting, di antaranya yaitu pernikahan dini, dimana dalam usia yang masih kecil ini apabila hamil maka rahimnya bisa jadi belum siap untuk dibuahi,” katanya.

Saat ini pencagahan stunting ini telah dilaksakan sebelum pasangan itu menikah, atau kepada catin, dengan melakukan pendampingan terhadap keluarga yang berpotensi stunting ini.

“Kalau dari catin ini ada yang berpotensi maka semenjak catin telah dilaksanakan intervensi agar tidak terjadi stunting, ” katanya.

Selain itu, anak terlalu rapat juga menjadi faktor stunting. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian dan pengaturan jarak kehamilan sehingga anak tidak stunting.

Camat Lubuak Alung Dion mengatakan di Lubuk Alung masih ada nagari yang masih masuk pada stunting yang tinggi, untuk itu pihaknya meminta pendamping khusus pada dua nagari yang ada dimana agar terbebas dari stunting.

“Untuk di kecamatan kita saat ini persentasenya 14 persen, yang ada pada dua Nagari, ” katanya. (Hen).

Exit mobile version