HARIANHALUAN.ID — Nagari Tapakis, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman dipersiapkan untuk menjadi Tsunami Ready Community atau Masyarakat Siaga Tsunami. Jika terpilih, Nagari Tapakis akan menjadi desa ke-10 di Indonesia dan yang ke-25 di dunia yang diakui UNESCO.
Hal tersebut terungkap saat kunjungan Tim Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) dari UNESCO. Kedatangan mereka untuk melakukan verifikasi lapangan Masyarakat Siaga Tsunami UNESCO di Tapakis.
“Kedatangan kami bertujuan untuk mengecek 12 indikator yang telah dipersiapkan oleh Nagari Tapakis sebagai Tsunami Ready Community, dan jika nanti terpilihnya maka Nagari Tapakis akan menjadi desa ke-10 di Indonesia dan yang ke-25 untuk di dunia yang mendapat pengakuan UNESCO,” ujar Verifikator UNESCO-IOC, Ardito M. Kodijat, Senin (4/9).
Ia menambahkan, verifikasi tersebut terkait permohonan BPBD Padang Pariaman kepada UNESCO-IOC untuk menjadikan Tapakis sebagai Masyarakat Siaga Tsunami berkelas internasional. Ini telah dipersiapkan selamanya setahun terakhir.
Namun begitu, ada beberapa tanggung jawab yang perlu ditingkatkan masyarakat, di antaranya menjaga tingkat kesiapsiagaan tsunami serta keberlanjutan sistem dan prosedur yang ditetapkan. Selain itu, masyarakat mesti memelihara dan mengelola setiap indikatornya, serta menyusun rencana dan kegiatan tahunan terkait kesiapan menghadapi bahaya bencana tersebut.
Ardito mengatakan, pihaknya akan mengecek persiapan dan menilai seluruh syarat, fasilitas, rambu, dan infrastruktur evakuasi sesuai dengan 12 indikator yang menjadi penilaian mitigasi Tsunami agar mendapat pengakuan dari UNESCO. Indikator ini bertumpu pada kesiapan masyarakat.
Adapun indikator masyarakat siaga gempa dan tsunami antara lain memiliki informasi perkiraan jumlah orang yang berada di wilayah bahaya tsunami serta papan infrormasi publik gempa dan tsunami.
Selanjutnya, desa juga harus memiliki inventarisasi sumber daya ekonomi, infrastruktur, politik, dan sosial untuk mengurangi risiko bahaya tsunami. Kemudian, harus ada peta evakuasi tsunami, materi edukasi publik dan kesiapsiagaan, sudah terbiasa melakukan kegiatan edukasi publik, serta latihan evakuasi menghadapi gempa dan tsunami.
Berikutnya, memiliki rencana operasi darurat tsunami, memahami manajemen rencana kedaruratan, serta tersedianya peralatan penerima dan penyebarluasan info gempa dan peringatan tsunami.
Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur menyambut baik kedatangan tim verifikasi yang dijadwalkan akan berlangsung selama dua hari ini, terhitung dari tanggal 4 sampai 5 September 2023.
“Saya berterima kasih dan bangga, akhirnya akan ada nagari berstatus Tsunami Ready Community di Padang Pariaman, yang sudah berstandar internasional dan mendapat pengakuan UNESCO,” kata Suhatri Bur.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Pariaman, Budi Mulya mengatakan, tim verifikasi melakukan kunjungan lapangan untuk meninjau papan informasi tsunami dan rambu tsunami, jalur evakuasi, serta melakukan diskusi lapangan dengan komunitas siaga bencana di Tapakis. Pemkab Padang ariaman dalam hal ini sifatnya hanya mendampingi.
“Beberapa keuntungan dari pengakuan Masyarakat Siaga Tsunami oleh UNESCOini, selain menjadi contoh di dunia, dampaknya juga pada ekonomi, sosial, dan politik, serta masuk dalam peta Global Tsunami Ready,” Kata Budi. (h/ahr)