“Ada lima jenis perlombaan yang akan kita laksanakan, diantaranya lomba membaca cerita rakyat, lomba berdendang, lomba menulis pantun, lomba pidato adat, dan lomba menulis cerita rakyat. Lima jenis lomba ini merupakan bentuk karya sastra yang sebelumnya sudah diajarkan di sekolah oleh para guru. Ini dilakukan secara bertingkat, mulai dari lomba antar sekolah, tingkat kabupaten/kota, dan tingkat provinsi,” ujar Eva.
Penilaian pada lomba tersebut, sambung Eva dilakukan oleh para penyusun program, para ahli bahasa, akademisi, praktisi serta pihak pemangku adat yaitu Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) serta para penulis andal di bidangnya masing-masing.
“Pemenang dalam perlombaan FTBI tingkat SD dan SMP ini akan maju sebagai perwakilan Sumbar di kancah nasional yang diadakan oleh badan bahasa,” tuturnya.
Ajang unjuk bakat tersebut, ujarnya mendapatkan respon positif dan rasa antusiasme yang cukup tinggi dari sekolah-sekolah dan keluarga para peserta karena pada dasarnya, lomba tersebut merupakan ajang untuk menunjukkan kepiawaian dan keterampilan anak dalam bahasa daerah.
“Kita berharap, kegiatan ini menjadi salah satu kekuatan untuk anak-anak kita agar mampu mempertahankan dan melestarikan bahasa daerah. Kita berharap, anak-anak inilah yang akan melestarikan bahasa Indonesia melalui bahasa daerah karena pada dasarnya, kita berpegang pada Trigatra Bangun Bahasa yaitu Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, melestarikan bahasa daerah serta menguasai bahasa asing. Urutan ini tidak boleh diubah,” tutur Eva.
Ia mengatakan, penutur bahasa daerah semakin hari semakin berkurang terlebih lagi di kalangan tunas-tunas bangsa yang notabenenya mesti disirami dengan baik dengan budaya daerah.
“Kita seringkali lupa mengajarkan Bahasa Ibu kepada anak-anak, sebut saja mereka tunas-tunas bangsa. Mestinya, disamping bertutur bahasa Indonesia yang baik dan benar, anak-anak juga diajarkan berbahasa ibu. Ini demi mempertahankan identitas kita, jika tidak diajarkan, bisa jadi beberapa tahun lagi, tunas-tunas tersebut tak lagi mengenal bahasa daerahnya masing-masing,” ucapnya. (*)