PADANG, HARIANHALUAN.ID — Hidup sebagai penyandang tuna netra tak lantas membuat seseorang menjadi manusia tak berguna. Bagi mereka, keterbatasan dalam melihat menjadi suatu kelebihan karena begitu banyak maksiat mata yang terhijab oleh keterbatasan penglihatan tersebut.
Siang itu, di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Tuah Sakato Padang berlangsung acara pelepasan penerima manfaat tahun 2024. Perhelatan tersebut berjalan dengan khidmat, dihadiri oleh para orang tua wali para penyandang tuna netra yang diterminasi hari itu. Para kelayan dengan penuh percaya diri lengkap dengan setelan rapi sudah berjejer di tempat yang sudah disediakan.
Usai diterminasi dan masih mengenakan setelan jas hitam, para penerima manfaat begitu sumringah dihampiri oleh keluarga masing-masing. Ada yang terharu, berpelukan, dan mencium tangan walinya masing-masing.
Di tengah euforia, salah seorang penerima manfaat yang sudah resmi diterminasi tampak memakai kacamata hitam tengah duduk dan bergurau dengan temannya. Ia salah seorang penerima manfaat terbaik pada tahun 2024 di PSBN Tuah Sakato.
Bisri, begitu ia akrab disapa. Ia berasal dari Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam. Ia merupakan seorang perantau dan pekerja keras, sebelum akhirnya pada tahun 2021, dirinya divonis sebagai tuna netra low vision atau orang dengan penglihatan terbatas.
“Awal 2021 itu menjadi awal tahun yang lumayan berat bagi saya, karena awalnya saya bisa melihat dengan sempurna, sedikit demi sedikit penglihatan saya menjadi terbatas. Saya masih bisa melihat cahaya, benda-benda, dan yang lainnya, namun sangat terbatas dan dalam beberapa keadaan harus menggunakan alat bantu,” ujar Bisri.