“Setelah terminasi ini usai, saya akan kembali ke Agam, melanjutkan hidup, membuka usaha dan menjadi terapis pijat shiatsu di daerah saya. Saya yakin dan percaya, bekal yang saya bawa dari panti ini akan sangat berguna bagi kehidupan saya nantinya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Sumatera Barat (Sumbar), Syaifullah yang juga turut hadir dalam perhelatan tersebut mengatakan, PSBN Tuah Sakato merupakan salah satu dari delapan panti sosial disabilitas yang ada di Sumbar dan fokus kepada pelatihan untuk penyandang tuna netra.
“Di Kota Padang, ada dua panti sosial, yaitu PSBN Tuah Sakato ini dan Panti Sosial Bina Grahita (PSBG) yang khusus melatih mereka dengan penyandang tuna grahita atau mereka yang memiliki keterbatasan intelektual di bawah rata-rata. Pantinya berdiri di sepelemparan batu dari PSBN Tuah Sakato ini,” ujar Syaifullah.
Syaifullah menyampaikan, hingga tahun 2024, total kelayan yang sudah dibina Dinas Sosial Sumbar berjumlah 700 orang lebih, yang terdiri dari delapan panti sosial yang ada di Sumbar.
“Untuk panti sosial sendiri, kami tidak punya target penurunan. Bahkan kami berharap para penyandang disabilitas yang ada di luaran sana lebih cepat mengetahui informasi mengenai panti sosial ini, sehingga mereka bisa dibina dan bisa dimandirikan,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, informasi rekrutmen untuk masuk ke panti sosial di Sumbar sudah disampaikan. Pihaknya juga bekerja sama dengan dinas sosial yang ada di kabupaten/kota di Sumbar. “Kami juga bahu-membahu bersama masyarakat untuk menyampaikan kepada mereka yang memiliki disabilitas agar dibina di panti-panti sosial yang ada,” kata Syaifullah.