Lebih lanjut ia katakan bahwa, pada bidang tangkap yang diutamakan adalah pendapatan nelayan. Untuk meningkatkan pendapatan tersebut, pihaknya terus melakukan pembinaan melalui pemberdayaan kelompok nelayan. Sebagian besar nelayan sambungnya, sudah dikelompokkan dan untuk tahun 2025 akan dilakukan pendataan ulang agar saat menerima bantuan lebih tertata dan terukur.
“Hingga saat ini sudah ada 127 kelompok yang terdiri dari 6.506 nelayan. Pembinaan juga dilakukan terkait pengelolaan ikan yang ramah lingkungan. Jika pengelolaan ikan tidak ramah lingkungan, maka akan mengakibatkan terancamnya kelestarian sumber daya dan kerusakan habitat hingga mengakibatkan kematian sumber daya ikan,” ucapnya.
Jika tidak dilakukan pembinaan lebih lanjut dan sumber daya ikan tercemar, maka ia katakan hal itu akan berdampak signifikan terhadap pendapatan sektor perikanan.
“Selain itu juga akan menurunkan daya saing. Kemudian pembinaan mengenai penggunaan alat tangkap juga dilakukan. Jika penangkapan ikan dilakukan secara berlebihan dan melebihi kapasitas, maka nanti akan berdampak pada penurunan hasil tangkap selanjutnya dan dapat menurunkan pendapatan,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia mengaku akan terus melakukan bimbingan kepada nelayan dalam memanfaatkan fasilitas. Hal tersebut juga bertujuan untuk membantu kelompok nelayan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
“Peningkatan hasil produksi tangkapan ikan berdampak kepada pendapatan dan daya jual, jika meningkat, maka kesejahteraan nelayan juga akan meningkat. Kemudian untuk modernisasi alat tangkap guna memperluas area tangkapan ikan,” ujar Syafri. (*)