PADANG, HARIANHALUAN.ID- Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Padang terus melakukan perbaikan dan peningkatan produktivitas nelayan pada tahun 2025. Salah satu upaya peningkatan produktivitas tersebut dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp600 juta pada bidang perikanan tangkap.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Syafri mengatakan, pada awal tahun 2025, beberapa program kerja sudah dirancang dan akan dilaksanakan dan direalisasikan semaksimal mungkin untuk menunjang pendapatan nelayan dan memaksimalkan pendapatan daerah.
“Beberapa program kerja yang sudah dirancang dan sudah mulai dilaksanakan yaitu melakukan pemberdayaan dan pengembangan kapasitas nelayan, terutama nelayan kecil,” katanya, Jumat (10/1).
Ia mengatakan, bantuan yang disalurkan oleh pemerintah melalui DKP sudah termasuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Pokokpokok Pikiran (Pokir) anggota dewan.
“Ada juga dana dari APBD provinsi yang disalurkan melalui DKP provinsi. Tapi rekomendasinya tetap dari dinas kota, sama seperti tahun lalu. Kalau untuk mendapatkan APBD dari provinsi, tujuan proposalnya nanti ke gubernur dan Kepala DKP provinsi,” ujarnya.
Dikatakannya, untuk menunjang pendapatan nelayan kecil, pihaknya terus berupaya memberikan fasilitas yang layak melalui bantuan berupa alat tangkap yang akan digunakan untuk melaut.
“Secara keseluruhan, fasilitas yang disediakan bisa dipakai untuk melaut bagi para nelayan. Bantuan yang kami salurkan dalam bentuk sarana prasarana berupa mesin tempel 15 Pk, mesin long tail yang merupakan mesin samping, fish box, alat tangkap, perahu dan lain-lain,” ucap Syafri.
Lebih lanjut ia katakan bahwa, pada bidang tangkap yang diutamakan adalah pendapatan nelayan. Untuk meningkatkan pendapatan tersebut, pihaknya terus melakukan pembinaan melalui pemberdayaan kelompok nelayan. Sebagian besar nelayan sambungnya, sudah dikelompokkan dan untuk tahun 2025 akan dilakukan pendataan ulang agar saat menerima bantuan lebih tertata dan terukur.
“Hingga saat ini sudah ada 127 kelompok yang terdiri dari 6.506 nelayan. Pembinaan juga dilakukan terkait pengelolaan ikan yang ramah lingkungan. Jika pengelolaan ikan tidak ramah lingkungan, maka akan mengakibatkan terancamnya kelestarian sumber daya dan kerusakan habitat hingga mengakibatkan kematian sumber daya ikan,” ucapnya.
Jika tidak dilakukan pembinaan lebih lanjut dan sumber daya ikan tercemar, maka ia katakan hal itu akan berdampak signifikan terhadap pendapatan sektor perikanan.
“Selain itu juga akan menurunkan daya saing. Kemudian pembinaan mengenai penggunaan alat tangkap juga dilakukan. Jika penangkapan ikan dilakukan secara berlebihan dan melebihi kapasitas, maka nanti akan berdampak pada penurunan hasil tangkap selanjutnya dan dapat menurunkan pendapatan,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia mengaku akan terus melakukan bimbingan kepada nelayan dalam memanfaatkan fasilitas. Hal tersebut juga bertujuan untuk membantu kelompok nelayan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
“Peningkatan hasil produksi tangkapan ikan berdampak kepada pendapatan dan daya jual, jika meningkat, maka kesejahteraan nelayan juga akan meningkat. Kemudian untuk modernisasi alat tangkap guna memperluas area tangkapan ikan,” ujar Syafri. (*)