PADANG, HARIANHALUAN.ID – Pemerintah Kota (Pemko) Padang akan melakukan revitalisasi terhadap kawasan Kota Tua Padang. Langkah ini bertujuan untuk menjadikan kota ini sebagai bagian dari Unesco Creative Cities Network (UCCN) kategori Gastronomy.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Syani, mengatakan bahwa Kota Tua memiliki ragam potensi yang bisa dikembangkan. Tidak hanya dari sisi sejarah dan arsitektur, kawasan ini juga kaya akan budaya kuliner serta keberagaman etnis yang hidup berdampingan.
Untuk mencapai langkah tersebut, Padang akan menjadi tuan rumah Rakornas ICCN. “Sebagai langkah awal, Padang menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Indonesia Creative Cities Network (ICCN). Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 250 kota anggota ICCN, yang akan mengirimkan delegasinya ke Padang,”ujar Yudi Indra Syani, Senin (7/7).
Dengan menjadi tuan rumah Rakornas ICNN, Yudi berharap akan banyak mendapat masukan dari para pelaku kota kreatif lainnya terkait arah pengembangan Kota Padang. “Kita ingin Kota Padang benar-benar bisa berkembang menjadi kota kreatif gastronomi,”katanya.
Pemko Padang optimis untuk mendapatkan kota kreatif gastronomi. Keyakinan tersebut didasarkan dengan adanya bantuan dari ICCN. “Saat ini Kota Padang juga tengah mempersiapkan diri untuk masuk dalam jejaring kota kreatif dunia melalui UCCN. Dengan pendampingan dari ICCN, kami optimistis langkah itu semakin mendekatkan Kota Padang menuju kota kreatif gastronomi,”ujarnya.
Sementara itu, Guru Besar Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Wiendu Nuryanti, menilai Kota Tua Padang memiliki kekuatan luar biasa untuk dikembangkan. Ia menyebutkan, kombinasi antara kekayaan alam, budaya, dan keberagaman etnis menjadi potensi besar.
“Pentingnya perencanaan menyeluruh, bahkan dari hal-hal kecil seperti penataan ulang kawasan, terutama ruang publik. Ke depan, konsep pengembangan harus menciptakan ruang yang nyaman untuk bermain, berinteraksi, dan menikmati kuliner,” ujarnya.
Wiendu menegaskan bahwa pengembangan kawasan Kota Tua harus dimulai dari kebutuhan warga lokal. “Kalau warganya merasa nyaman dan aman, wisatawan akan datang dengan sendirinya. Multietnis dan karakter khas Kota Tua ini harus dikelola dengan tepat,”ujarnya.