PADANG, HARIANHALUAN.ID – Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Sosial terus memaksimalkan penanganan terhadap anak jalanan dan anak terlantar yang ditemukan berkeliaran di sejumlah titik kota. Hingga pertengahan tahun ini, sebanyak 27 anak telah menjalani proses asesmen oleh Dinas Sosial Kota Padang dan sebagian besar diantaranya telah dipulangkan kepada keluarga masing-masing.
“Sebanyak 27 anak jalanan dan anak terlantar sudah kami asesmen. Mayoritas dari mereka telah kami kembalikan ke keluarganya, terutama yang memiliki identitas dan keluarga yang jelas,” ujar Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, Kamis (24/7).
Heriza menjelaskan bahwa tidak semua anak tersebut berasal dari Kota Padang. Sebagian besar justru berasal dari daerah tetangga seperti Pesisir Selatan, Padang Pariaman, dan Solok. Penanganan terhadap mereka, katanya dilakukan sesuai dengan Peraturan Wali Kota Padang Nomor 41 Tahun 2017 tentang pembinaan anak jalanan. Ia mengatakan, peraturan tersebut masih berjalan efektif hingga saat ini dan menjadi pedoman dalam menyelesaikan persoalan sosial yang melibatkan anak-anak di jalan. “Penanganan ini melibatkan berbagai pihak. Kami bekerja sama dengan Satpol PP, pihak kecamatan, dan kelurahan dalam menertibkan dan membina anak-anak ini,” katanya.
Terkait proses pengamanan, Heriza mengatakan, setelah terjaring razia atau ditemukan oleh petugas di lapangan, proses selanjutnya adalah menelusuri identitas dan keluarga anak tersebut. Penelusuran dilakukan dengan melibatkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Jika ditemukan bahwa anak tersebut memiliki keluarga yang bisa dihubungi, maka mereka akan kita pulangkan ke daerah asalnya dengan disertai surat pernyataan dari keluarga,” ujarnya.
Namun, bagi anak-anak yang benar-benar terlantar dan tidak memiliki keluarga, sambungnya, langkah selanjutnya adalah mengarahkan mereka ke panti asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial yang ada di Kota Padang. Di tempat tersebut, anak-anak akan dibina dan diberi pelatihan keterampilan hingga mereka dianggap cukup mandiri untuk menjalani hidup.
“Kalau memang tidak punya keluarga, mereka akan kami bina melalui lembaga sosial. Masa binaan tergantung dari lembaga yang menangani. Ada yang membina sampai anak tersebut dewasa dan memiliki keahlian. Bahkan ada panti yang menyekolahkan anak-anak sampai ke perguruan tinggi,” ucap Heriza.
Ia juga menuturkan bahwa pembinaan ini turut melibatkan Batalyon 133 sebagai bagian dari pembentukan disiplin dan karakter anak. Anak-anak yang berasal dari Kota Padang juga tetap dibina, dengan pendekatan yang disesuaikan berdasarkan latar belakang masing-masing.














