PADANG, HARIANHALUAN.ID – Meski Padang Rancak telah dioptimalkan pelaksanaannya, kehadiran sampah anorganik masih dinilai mengkhawatirkan. Setiap perbelanjaan baik di pasar maupun di minimarket, menjadi pintu pertama plastik yang bakal menjadi sampah dan lalu berserakan.
Bertebarnya sampah anorganik seperti sampah plastik, styrofoam, dan sejenisnya, walau tidak begitu signifikan, bila dibiarkan akan tetap saja merusak lingkungan ditambah belum tingginya kesadaran masyarakat akan sampah bisa saja akan terjadi lagi penumpukan.
Berdasarkan pantau Haluan, ketika melihat perbelanjaan di minimarket dan pasar, kantong kresek masih menjadi tidak bisa dihindarkan masyarakat. Di sisi lain, plastik maupun kantong kresek masih dianggap kebutuhan.
“Ya kadang hasil belanja di warung atau di pasar, kresek-nya memang sampai ke rumah. Di rumah saya jadikan tempat membungkus sampah lain dan baru buang ke tempat sampah. Begitu saya biasanya,” ujar Aipriliza (63), seorang warga di Lubuk Buaya, Rabu (27/8).
Ayu (29), seorang warga Piyai, Kecamatan Pauh, juga mengatakan hal yang sama. Terkadang, ia tidak terlalu banyak belanjaannya, sehingga ia tidak menggunakan tas khusus untuk membawa barang belanjaan.
“Ya, kadang belanjan sedikit saja seperti sabun, sampo dan lain-lain, saya memilih di minimarket saja. Nanti kantongnya saya gunakan lagi untuk penampung sampah di rumah, atau memang saya buang ke tempat sampah di rumah. Kadang jarang saya gunakan lagi untuk membawa barang-barang lain untuk bepergian,” katanya.