PADANG, HALUAN — Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggelar Pelatihan Adat dan Budaya sebagai langkah strategis membangkitkan kembali nilai-nilai luhur Minangkabau di tengah arus modernisasi. Pelatihan dengan tema Melalui Alua Pasambahan dan Penyelenggaraan Jenazah Kita Lestarikan Nilai-Nilai Adat Salingka Nagari pada Selasa, 10-11 November 2025.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk memahami akar budayanya dan memperkuat karakter kebangsaan yang berlandaskan filosofi “adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.”
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Yopi Krislova melalui Kepala Bidang Kebudayaan Syamdani menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak sekadar seremonial, melainkan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam menanamkan kesadaran budaya di tengah masyarakat.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi momentum ‘mambangkik batang tarandam’, menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang sempat terpendam oleh perubahan zaman. Generasi muda hari ini perlu mengenal dunia luar, tapi juga harus memahami dunia asalnya. Karena tanpa akar budaya, pembangunan tidak akan memiliki arah moral,” ujarnya, Selasa (12/11/2025).
Pelatihan tersebut, katanya didukung oleh anggota DPRD Kota Padang, Mulyadi Muslim, yang menyalurkan Pokok Pikiran (Pokir)-nya demi terselenggaranya kegiatan tersebut. Pemerintah daerah menilai dukungan legislatif merupakan contoh nyata sinergi antara wakil rakyat dan pemerintah dalam melestarikan jati diri daerah.
Ia menegaskan bahwa pelestarian budaya merupakan bagian dari strategi besar pembangunan Kota Padang.
“Adat dan budaya bukan hanya identitas, tapi juga aset pembangunan. Dengan menguatkan karakter masyarakat nagari di perkotaan, kita tidak hanya menjaga tradisi, tapi juga membuka peluang ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal,” katanya.
Ia menambahkan, kegiatan pelatihan ini juga sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang menekankan tanggung jawab pemerintah daerah dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan kebudayaan lokal.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyebutkan pentingnya sinergi antar generasi dalam menjaga keberlanjutan adat.
“Ninik mamak dan bundo kanduang adalah sumber kebijaksanaan hidup yang tak lekang oleh waktu. Dari mereka, generasi muda belajar tanggung jawab sosial dan etika bermusyawarah. Sementara generasi muda menjadi harapan kita untuk meneruskan nilai-nilai adat dengan cara yang relevan di masa kini,” ucapnya.
Ia berharap dari kegiatan seperti ini akan lahir para pelaku budaya baru yang mampu menerjemahkan adat ke dalam praktik sosial, seni, dan ekonomi masa depan.
“Kami yakin, adat Minangkabau punya daya lenting yang luar biasa. Ia bisa hidup berdampingan dengan modernitas selama kita tidak meninggalkan nilai dasar kemanusiaan dan syarak. Inilah yang akan menjadikan Padang bukan hanya kota pemerintahan dan pendidikan, tetapi juga kota budaya yang berkarakter,” ucapnya.
Pelatihan yang diikuti para pemuda, tokoh adat, dan bundo kanduang tersebut diharapkan menjadi langkah awal menghidupkan kembali semangat kebersamaan dalam menjaga warisan budaya Minangkabau di tengah dinamika zaman














