Rahayu bersama komunitas Penggiat Maggot Sumbar, dihadapan manajemen PLN dan pejabat pemerintah yang hadir menyampaikan bahwa, penggiat budidaya maggot di Sumbar siap jika pemerintah maupun instansi mengajak komunitas berdiskusi dan melakukan program bersama untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Padang maupun di Provinsi Sumbar.
Rahayu meyakinkan, satu sendok ulat maggot dapat mengelola 80-150 kg sampah selama 21 hari. Maka Maggot bisa mengatasi masalah sampah di Kota Sumbar jika didukung dan diberdayaan secara maksimal. Rahayu bahkan optimis, Budidaya Maggot bisa menyelesaikan solusi penumpukan sampah Kota Padang hingga 60%.
“Apalagi jika upaya kami didukung dengan kebijakan pemerintah, contohnya menghimbau warga untuk memilah sampah organik dna sampah non organik,” ungkap Rahayu.
Sementara itu Asisten 2 Setdako Padang Didi Ariyadi menyampaikan, budidaya maggot merupakan solusi yang sangat menjanjikan apalagi melihat kondisi lingkungan Kota Sumbar, khususnya Kota Padang saat ini.
“Sampah Kota Padang per hari nya yang dikirim ke TPA mencapai 500 ton. Jika masing-masing dari kita berinisiatif untuk membudidayakan maggot, dimulai dari kecamatan, kelurahan, atau mungkin ke depannya setiap RW hingga rumah-rumah warga memiliki pembubidayaan maggot secara mandiri, tentu akan menggembirakan bagi lingkungan kita. Ini akan mengurangi beban sampah yang harus dikirim ke TPA Kota Padang,” terangnya.
Didi Ariyadi pun menyampaikan, jika debit sampah 500 ton per hari terus berlangsung, bahkan bertambah, dan tidak ada solusi pengelolaan, maka 4-5 tahun ke depan Kota Padang akan kehabisan lokasi TPA.