HARIANHALUAN.ID – Percepat upaya pengentasan stunting atau gizi buruk, Puskesmas Lubuk Begalung meluncurkan Pos Gizi Ibu Santiang atau Ibu Siaga Atasi Stunting di Kelurahan Parak Laweh, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Rabu (1/2/2023).
Peluncuran pos gizi tersebut, diawali dengan demo tata cara memasak makanan sehat bergizi berharga murah bagi kaum ibu oleh Nutrisionis, yang didatangkan langsung dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Andalas.
Kepala Puskesmas Lubuk Begalung, Dokter Sari Ramadhani mengatakan, pos gizi tersebut akan dibuka selama 10 hari ke depan, serta akan menyediakan makanan tambahan bagi 40 orang bayi dan balita terindikasi stunting yang ada di wilayah kerjanya.
“Pada hari pertama ini, kita melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, serta lingkar kepala para bayi dan balita. Selain itu, juga akan dilakukan pemberian makanan tambahan bagi para balita dan bayi oleh Nutrisionis selama sepuluh hari ke depan,” ujarnya kepada Haluan.
Ia menjelaskan, seluruh makanan tambahan yang akan diberikan bagi 40 bayi dan balita terindikasi stunting di wilayah tersebut, akan dimasak di pos gizi oleh para ibu yang akan didampingi langsung oleh para petugas Nutrisionis dari Puskesmas Lubuk Begalung.
“Tujuannya agar para ibu paham bagaimana cara mengolah makanan dan cemilan yang sehat baik. Sehingga zat gizi tetap terjaga dan tidak rusak saat proses pemasakan makanan atau cemilan,” katanya.
Selain pemberian makanan tambahan, serta edukasi soal tata cara memasak makanan sehat dan bergizi selama 10 hari kedepan, pos gizi tersebut juga akan menyelenggarakan berbagai edukasi dan sosialisasi tumbuh kembang anak bagi para kaum ibu.
“Setelah 10 hari berjalan, nanti kita akan kembali melakukan pengukuran dan penimbangan berat badan para bayi dan balita yang telah diberikan makanan tambahan. Ada tidak yang keluar dari stunting-nya,” ujarnya.
Ia berharap, dengan dibukanya pos gizi ini pengetahuan para ibu terkait gizi, serta tumbuh kembang anak akan terus meningkat. Sehingga angka stunting di wilayah kerja puskesmas yang dipimpinya, serta di Kota Padang secara luas bisa terus ditekan. (*)