HARIANHALUAN.ID – Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, terus menggencarkan Crash Program Polio (CPP). Terbaru, sebanyak 5.875 anak yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut telah menerima imunisasi polio tetes maupun suntik.
Kepala Puskesmas Lubuk Buaya, Dokter Celsia K. Darsun melalui Pj Imunisasi Lubuk Buaya, Dokter Tessy Andriani mengatakan, sejak diluncurkan satu Minggu yang lalu, capaian imunisasi polio di puskesmas tersebut sudah lebih dari 40 persen.
“Jika berdasarkan target pusdatin, capaian imunisasi polio tetes kita sejauh ini sudah mencapai angka 63,2 persen. Sementara polio suntik sudah 40,8 persen,” ujarnya saat ditemui Haluan di ruang kerjanya, Selasa (28/3/2023).
Ia menjelaskan, berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes, target anak yang harus diimunisasi polio oleh Puskesmas Lubuk Buaya adalah sebanyak 5.106 orang anak.
Sementara saat ini, jumlah anak yang telah diimunisasi polio tetes sudah mencapai 3.603 anak. Sedangkan anak yang telah mendapatkan suntik polio sudah sebanyak 2.272 anak.
“Setiap anak harus mendapatkan imunisasi polio sebanyak dua kali, yaitu secara suntik maupun tetes. Namun kadangkala ini menjadi pilihan opsional, tergantung dengan permintaan para orang tua,” ucapnya.
Ia menyebutkan, dalam upaya menyukseskan CPP ini pihaknya telah membentuk tujuh tim yang diterjunkan setiap harinya, untuk mendatangi rumah-rumah masyarakat yang diketahui memiliki anak balita.
“Data anak yang akan diimunisasi ini kita ambil dari aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita berbasis Masyarakat (EPPGBM). Dari data ini, nanti akan dicek siapa yang sudah atau belum melakukan imunisasi, akan kita pastikan alasannya apa dan kendalanya apa,” ucapnya.
Ia juga mengimbau agar para orang tua dapat mendukung penuh program CPP ini. Sebab, menurutnya, sampai sejauh ini belum ditemukan obat yang benar-benar efektif untuk menyembuhkan penyakit polio, kecuali dengan upaya pencegahan melalui imunisasi.
“Polio ini bisa berujung dengan kecacatan permanen terhadap anak. Jadi seharusnya para orang tua tidak perlu takut anaknya demam ataupun sakit setelah diimunisasi. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI itu, juga pasti akan dipantau oleh petugas,” tuturnya. (*)