PADANG, HARIANHALUAN.ID – Puskesmas Ambacang Kecamatan Kuranji terus melakukan kegiatan advokasi dan sosialisasi Crash Program Polio (CPP). Melalui program Gerakan Posyandu Putus Polio (GASPOL), diharapkan nantinya mampu menggencarkan vaksinasi polio.
“Biasanya orang tua yang tidak mau membawa anaknya untuk vaksinasi, mereka tidak pernah memberikan keterangan. Seperti tidak punya alasan. Jika punya alasan, kita lakukan pendekatan edukasinya,”ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Srikurnia Yati, Minggu (16/4).
Sementara itu Dokter Spesialis Anak Asrawati menyampaikan, bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan reaksi tubuh dari pasien yang tidak diinginkan setelah diberikan vaksinasi terhadapnya. Disampaikan, jika ditemukan gejala ini di kemudian hari, agar dapat memberikan laporan terhadap tenaga kesehatan secepatnya.
“Sepengetahuan kami, kita tidak menemukan KIPI yang berat. Baik di Kota Padang maupun Sumatera Barat, semua berjalan dengan lancar. Jika ada, jangan sungkan melaporkan secara resmi melalui puskesmas, dinas kesehatan, serta rumah sakit, agar nantinya dapat ditangani dengan baik,” tuturnya.
Sebanyak 53.824 dari 77.624 balita di Kota Padang sudah mendapat vaksinasi polio. Sementara injeksi sudah sebanyak 42 persen. Ia berharap semua pihak terkait harus bekerjasama. Tidak hanya Dinas Kesehatan, Tenaga Kesehatan (Nakes), kader posyandu, tetapi juga semua elemen masyarakat.
“Kerja sama yang nantinya dibangun oleh seluruh aspek, kita harapkan mengantarkan Kota Padang dapat mencapai target,” katanya.
Ia menekankan, polio ini adalah penyakit yang berbahaya bagi anak dan menyebabkan kelumpuhan seumur hidup. Maka dari itu, yang harus dilakukan saat ini adalah menjaga bayi dan balita dari kemungkinan terjangkit polio dan memenuhi hak untuk hidup serta tumbuh kembang secara optimal.
“Vaksin yang diberikan itu sebanyak satu dosis bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV). Satu dosis Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV). Untuk bOPV, sasarannya kepada seluruh anak usia 0-59 bulan. IPV kepada seluruh anak usia 4-59 bulan,” tuturnya.
Tidak lupa ia menyampaikan kepada seluruh ibu yang memiliki bayi untuk terus mengoptimalkan gizi anak sampai seribu hari kehidupan. Misalnya ASI ekslusif sampai 6 bulan, kemudian MPASI, selanjutnya melakukan pemeriksaan pertumbuhan anak secara rutin ke posyandu.
“Kita sudah mengoptimalkan dengan posyandu dan PAUD, karena ada posyandu yang terintegrasi dengan PAUD. Selain itu sudah melakukan penyuluhan program crash polio,” katanya. (dar)