Peserta Penas Petani dan Nelayan lainnya yang berasal dari Kalimantan Timur, bernama Agus Priyono, juga mengaku takjub dengan bangunan Pabrik Indarung I. “Saya tertarik melihat Pabrik Indarung I, karena banyak bangunan tua bersejarah yang dibangun di zaman Belanda menggunakan semen dari Semen Padang,” katanya.
Bahkan, kata Agus Priyono melanjutkan, Museum Mulawarman yang merupakan bekas istana dari Kesultanan Kutai Kartanegara yang dibangun pada tahun 1936, juga dibangun menggunakan semen dari PT Semen Padang. “Jadi, itu lah alasannya kenapa saya sangat tertarik sekali berkunjung ke Pabrik Indarung I ini,” bebernya.
Setelah berkunjung ke Pabrik Indarung I, rombongan Penas Petani dan Nelayan itu kemudian mengunjungi tempat pembibitan kaliandra merah serta konservasi ikan bilih. Di sana, mereka juga mendengar secara seksama alasan PT Semen Padang melakukan pembibitan kaliandra dan konservasi ikan bilih yang merupakan ikan endemik di Danau Singkarak.
Rumiati, peserta Penas Petani dan Nelayan dari Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, menyebut bahwa dirinya baru kali ini mendengar nama tanaman kaliandra. Tentunya, dari penjelasan pihak PT Semen Padang, ternyata kaliandra merah ini sangat bagus sekali untuk dikembangkan, terutama di tanah-tanah marginal.
“Kaliandra merah ini bisa menyuburkan tanah. Siklusnya juga cepat, ditanam, kemudian dipangkas dan tumbuh sendiri. Manfaatnya juga banyak, bunganya bisa untuk budidaya madu, dan daunnya untuk pakan ternak. Sedangkan kayunya bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar yang dapat mensubstitusi batubara,” katanya.
Selain itu, sebutnya, dengan menanam kaliandra merah, juga membuat tanah menjadi subur. “Nah, setelah dari Penas Petani dan Nelayan ini, saya akan mencoba untuk membudidayakan kaliandra merah ini di rumah. Karena, saya juga diberi biji kaliandra oleh pihak Semen Padang. Minimal, saya manfaatkan untuk budidaya madu,” ujarnya.
Terkait konservasi ikan bilih, peserta Penas Petani dan Nelayan bernama Suparmi asal DKI Jakarta, mengapresiasi PT Semen Padang yang telah mengembangbiakkan ikan bilih melalui pemijahan secara alami di kolam pemijahan dan laboratorium. Apalagi, kata dia, ikan bilih hasil konservasi dikembalikan ke habitat aslinya di Danau Singkarak.
“Ini sangat bagus sekali. Semen Padang patut diapresiasi, karena telah berupaya mengembangbiakkan ikan bilih yang telah hampir punah. Menariknya, ikan bilih yang dikembangbiakkan ini juga dikembalikan ke habitatnya di Danau Singkarak. Saya sendiri, pernah memakan ikan bilih yang dibawa saudara. Ikannya sangat enak dan rasanya agak manis,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kota Padang, Diko Riva Utama, mengatakan rombongan Penas Petani dan Nelayan ke-XVI ini sengaja dibawa ke PT Semen Padang, karena selain adanya Pabrik Indarung I yang telah menjadi kawasan Cagar Budaya Nasional, di PT Semen Padang juga terdapat potensi besar lainnya seperti kaliandra merah dan ikan bilih.
“Nah, kunjungan ke Semen Padang ini sesuai dengan agendanya Penas Petani dan Nelayan. Artinya, di samping tour ke Pabrik Indarung I, rombongan ini juga bisa melihat pembibitan kaliandra merah dan konservasi ikan bilih. Alhamdulillah, seluruh peserta tampak tertarik dengan apa yang kita sajikan di semen Padang ini,” katanya.
Untuk itu, tambahnya, mewakili Pemko Padang, dia pun mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah memfasilitasi peserta Penas Petani dan Nelayan berkunjung ke PT Semen Padang. “Terima kasih kepada manajemen Semen Padang yang telah memfasilitasi para peserta berkunjung melihat Indarung I serta pembibitan kaliandra merah dan konservasi ikan bilih,” ujarnya.
Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang, Nur Anita Rahmawati mengatakan bahwa pihaknya memfasilitasi kunjungan peserta Penas Petani dan Nelayan, merupakan bentuk dukungan PT Semen Padang terhadap kegiatan Penas Petani dan Nelayan yang dipusatkan di kawasan Lanud Sutan Sjahrir, Tabing, Kota Padang.
“Bagi kami di Semen Padang, kunjungan peserta Penas Petani dan Nelayan ini juga sesuai dengan program perusahaan yang telah dikembangkan, seperti penanaman kaliandra merah bekerjasama dengan masyarakat sekitar perhutanan sosial dalam hal cadangan karbon dan energi alternatif terbarukan, termasuk konservasi ikan bilih yang terancam punah di Danau Singkarak,” katanya.
Ia berharap, selama kunjungan ke PT Semen Padang, peserta Penas Petani dan Nelayan puas dengan segala informasi yang disampaikan. “Semoga, sharing pengetahuan dari kami tentang tanaman kaliandra merah dan juga konservasi ikan bilih dapat menambah pengetahuan para peserta Penas Petani dan Nelayan yang mungkin beberapa dari peserta, belum mengenal kaliandra dan ikan bilih,” pungkas Anita. (h/dan)