Akibat Banjir, 7,25 Hektare Sawah di Padang Ikut Terdampak

Sejumlah petani tengah memanen padi di salah satu persawahan di Kota Solok, Senin (27/11). Dalam memaksimalkan hasil panen, peran vital penyuluh pertanian sangat dibutuhkan. DINO

PADANG, HARIANHALUAN.ID- Banjir yang melanda Kota Padang pada 7 Maret 2024 lalu mengakibatkan kerugian, termasuk lahan pertanian warga. Dinas Pertanian Kota Padang mencatat, berdasarkan informasi dari tiga Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Padang, sebanyak 7,25 hektare sawah di Padang gagal panen.

“7,25 hektare sawah yang terdampak banjir kemarin dan mengakibatkan gagal panen,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani dilansir laman Facebook Diskominfo Padang, Senin (18/3/2024).

Tiga BPP mencatat, sawah paling luas terdampar banjir yakni di Kecamatan Koto Tangah. Sebanyak 2 hektare sawah milik warga urung panen.

Kemudian di Kecamatan Lubuk Begalung seluas 1,75 hektare, Kecamatan Pauh 1,25 hektare. Selanjutnya sawah di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 1,25 hektare.

Di Kecamatan Kuranji seluas 0,75 hektare, dan Kecamatan Lubuk Kilangan seluas 0,25 hektare.

“Sawah di enam kecamatan itu gagal panen,” ungkap Yoice.

Yoice menyebut, akibat banjir tersebut, petani mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

“Kerugian ditaksir mencapai Rp65.975.000,-,” ungkapnya.

Kadis Pertanian mengimbau kepada petani yang terdampak banjir untuk tanam padi selanjutnya menjadi peserta Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP).

Melalui asuransi ini, petani hanya membayar Rp36.000/ha permusim tanam.

“Petani yang ikut asuransi, apabila terjadi banjir, kekeringan, maupun serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), akan bisa mengklaim asuransinya Rp 6 juta perhektare permusim tanam,” ujarnya. (*)

Exit mobile version