PADANG, HARIANHALUAN.ID – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Padang resmi miliki dapur higienis yang diberi nama Basalero atau Dapur Bersih, Sehat Lamak Rasonyo.
Dapur Basalero tersebut diresmikan langsung oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI, Dr Reynhard Silitonga, Jumat (19/4/2024) sore.
Reynhard Silitonga sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Lapas Padang dalam menjamin kehigienisan gizi dan makanan untuk para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di lapas tersebut.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Sumbar, Amrizal mengatakan, Dapur Basalero merupakan dapur higienis di lapas atau rutan pertama yang ada di Provinsi Sumbar.
“Saya bersyukur, program ini sudah lahir di Sumbar, harapannya ini bisa menular ke lapas atau rutan yang lain di Sumbar. Kepala Lapas Padang sudah bisa mewujudkan ini,” katanya.
Menurutnya, dapur higienis seperti di Lapas Padang ini sudah banyak ditemui di lapas rutan yang ada di Pulau Jawa. Bedanya, di Jawa Barat pembuatan dapur higienis didukung oleh pemerintahnya.
“Jadi kami harapkan, kami bisa juga bersinergi dengan Gubernur Sumbar atau wali kota atau bupati di Sumbar terkait hal ini,” ujarnya.
Terkait dengan pengawasan, monitoring dan evaluasi dari Dapur Basalero tersebut, Amrizal meyakini Kepala Lapas Padang, Marten sudah memiliki kalender kerja terkait hal itu.
“Tentu untuk menciptakan hal seperti ini, perlu instrumen, ada evaluasi dan monitoring. Saya harapkan ditularkan hal seperti ini ke lapas rutan di Sumbar ini, karena hal yang higienis juga berdampak juga ke warga binaan, karena mereka yang banyak masuk penjara ini juga masyarakat kita sendiri,” katanya.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas II A Padang, Marten menambahkan, sebelum adanya dapur higienis ini, pihaknya sebelumnya melakukan studi tiru dulu ke lapas-lapas yang sudah sudah membuatnya di Pulau Jawa.
“Sebelumnya kita bentuk tim ke Lapas Cipinang untuk melakukan studi tiru. Setelah dari sana, kami kemudian membuat perencanaan, kemudian anggaran yang tersedia dan dirasa sangat cukup untuk membuat dapur itu. Setelah anggaran itu ada, kami langsung melaksanakan pembangunannya,” ujarnya.
Terkait dengan daftar menu yang dibuat, Marten mengatakan, bahwa hal tersebut sudah menjadi aturan baku dan memiliki pakem tersendiri dari Dirjen Pemasyarakatan.
“Dari daftar menu yang sudah dibuat itu sudah memenuhi standar gizi dan itu sama di semua lapas rutan se-Indonesia. Artinya sudah pakem. Bicara tempat pengelolaan ini kan jadi terpisah antara dapur basah dan kering, kalau dulu kan bercampur,” katanya. (*)