“Persoalan ini cukup serius bagi kita mengingat TPA Air Dingin yang kita punya diperkirakan bakal ‘crowded’ beberapa tahun ke depan. Alhamdulillah, melalui pertemuan ini cukup banyak ilmu terkait pengelolaan sampah yang kita dapatkan. Semoga bisa kita terapkan untuk mengatasi persoalan sampah di Padang nantinya,” ucap Andree.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengaku sejatinya tidak mudah mengatur dan mengelola sampah yang ada di Kota Balikpapan.
“Alhamdulillah secara bertahap upaya demi upaya yang kita lakukan mulai melihatkan hasilnya. Semuanya berkat kerja keras, inovasi yang dilahirkan, termasuk dukungan dari semua pihak,” akunya.
Sudirman memaparkan, berbagai inovasi dilahirkan pihaknya untuk mewujudkan Balikpapan sebagai kota bersih. Diantaranya seperti membuat kebijakan pengurangan kemasan produk plastik sekali pakai, serta pemakaian tas belanja dan sedotan pakai ulang di semua restoran dan cafe. Kemudian membatasi produk kemasan plastik sekali pakai di kawasan wisata dan meminta semua pertokoan menerapkan konsep ‘zero waste’ (bebas sampah).
“Selain itu kita juga menghadirkan aplikasi ‘Ciroes’ sebagai agen perubahan dengan memberdayakan industri pengelolaan sampah melalui penggunaan teknologi dan inovasi. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat dengan mudah mengakses layanan pengelolaan sampah, melakukan transaksi secara ‘cashless’ serta melacak perkembangan pengelolaan sampah. Hal ini solusi modern untuk kebutuhan pengelolaan sampah di Balikpapan,” bebernya lagi.
Upaya selanjutnya melakukan pendauran ulang sampah menjadi benda yang bernilai, menerapkan bayar ongkos bus dengan sampah bagi pelajar, serta membuat program Balikpapan Energi Terbarukan atau Pertamina Better.