Dikatakan Patra, sikap responsif Hendri Septa itu kemudian menghantarkan Kota Padang menjadi juara umum di helatan Jambore Pengurangan Risiko Bencana pada Juli 2019.
Ia merinci, selama menjabat sebagai pemimpin Kota Padang, program SPAB dan Keltana terbentuk, tercatat pada tahun 2019 ada 56 sekolah dan di 2024 ada tambahan 31 sekolah yang tergabung dalam program satuan pendidikan aman bencana.
Sementara untuk kelurahan tangguh bencana terus bertambah dengan rincian, pada 2021 hanya satu kelurahan, 2022 bertambah 16 kelurahan, 2023 ada tambahan lima kelurahan dan di 2024 tambah tiga kelurahan, sehingga total untuk keltana sampai hari ini ada 25 kelurahan.
Tak hanya itu, menurut Patra, pada masa kepemimpinan Hendri Septa, Kelurahan Lolong Belanti dan Purus mendapat pengakuan atau recognisi dari IOC UNESCO sebagai Tsunami Ready Community (Masyarakat Siaga Tsunami).
“Ini, satu-satunya kota di Indonesia yang langsung dua kelurahan yang mendapatkan pengakuan tersebut,” ujar Patra.
Selain itu, Hendri Septa juga menambah marka blue line tsunami di 25 ruas jalan, papan informasi tsunami dan rambu-rambu evakuasi tsunami, serta pembentukan pengelola shelter tsunami.
Untuk mengatasi persoalan banjir, dalam catatan data, kata Patra, Hendri Septa sudah melakukan pengerukan di beberapa kanal yang mengalami pendangkalan.
Lalu, membangun drainase sesuai dengan apa yang dituangkan dalam RPJMD 2019-2024, yakni drainase baru kota 15,5 kilometer, sudah dibangun sampai 2024 sepanjang 18.01 kilometer, target drainase lingkungan 10 kilometer, dibangun sampai 2024 tercapai 10.818 kilometer.
Hendri juga, kata Patra, mengimbau ketua RW dan RT untuk terus mengontrol pembangunan di lingkungan masing-masing, agar tak ada drainase yang dibeton oleh pemilik rumah atau pelaku usaha.