PADANG, HARIANHALUAN.ID— Pemerintah Kota (Pemko) Padang lewat rangkaian Hari Kesiapsiagan Bencana (HKB) kali ini berupaya memperkuat langkah mitigasi menghadapi potensi bencana alam, salah satunya isu ancaman Megathrust Mentawai. HKB diperingati di tugu gempa pada, Senin (30/9).
“Untuk mendukung kesiapsiagaan ini, kita telah melakukan berbagai langkah mulai dari memastikan kesiapan shelter, uji coba sirine peringatan dini secara rutin, hingga simulasi bencana,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Padang AndreeAlgamar.
Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat ketika bencana terjadi sehingga dapat mengurangi risiko seperti korban jiwa dan kerusakan bangunan.
“Jika terjadi peristiwa serupa seperti gempa bumi 2009 lalu, maka kita menjadi.lebih siap serta mampu meminimalisir korban dan mampu segera bangkit setelahnya,” tuturnya.
Pihaknya mendorong edukasi bencana sedini mungkin melalui keluarga, lingkungan, hingga satuan pendidikan.
“Tujuannya untuk menciptakan kemandirian dalam evakuasi. Ketika bencana datang, masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana menyelamatkan diri dan keluarga,” kata Andree.
Wali Kota Padang periode 2004-2014 Fauzi.Bahar yang hadir pada kesempatan itu menceritakan kembali kilas balik peran penting media saat bencana terjadi pada tahun2009 lalu.
“Terasa sekali waktu itu, radio yang sehari-hari perannya biasa saja menjadi begitu urgen. Dari RRI kita menyiarkan instruksi untuk mengungsi, karena awalnya dari BMKG ada potensi tsunami. Begitu BMKG mengeluarkan informasi tsunami tidak terjadi, maka masyarakat kita imbau kembali ke rumah,” ungkapnya.
Media penyiaran, lanjutnya, menjadi alat vital untuk memberikan arahan kepada masyarakat ditengah situasi darurat agar.masyarakat tidak panik dan dapat mengambil langkah yang tepat.
“Dari semua bencana yang ada di Indonesia, hanya di Padang masyarakat yang tidak sampai di pengungsian. Mereka kembali ke rumah masing-masing dengan cepat,” katanya.
Fauzi Bahar mengapresiasi Pemerintah Kota Padang yang konsisten mengadakan peringatan HKB setiap tahunnya. ”Mari kita jadikan momentum ini sebagai pelajaran mitigasi gempa. Kita harus terus berlatih dan siap siaga,” katanya.
Fauzi Bahar juga mengingatkan kembali tentang pentingnya infrastruktur mitigasi bencana seperti shelter. Namun, masih banyak masyarakat yang belum tahu bangunan mana saja yang berfungsi sebagai shelter.
Sementara itu, Andreas Sofiandi selaku pemrakarsa Monumen GempaPadang pihaknya mendukung penuh berbagai upaya mitigasi bencana yang dilakukan Pemerintah Kota Padang.
Ia menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam perawatan monumen sehingga dapat menjadi ingatan kolektif kita bukan hanya bagi para keluarga korban, tetapi untuk generasi mendatang.
”Selalu ada teman atau tamu yang datang ke Padang singgah ke monumen ini,” ujar Andreas. (*)