PADANG, HARIANHALUAN.ID — Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Padang mencatat angka ibu memberikan ASI eksklusif kepada anaknya naik signifikan.
Sub Koordinator Kesehatan Keluarga Dinkes Kota Padang, Ratna Sari mengatakan, hingga triwulan tiga tahun 2024, jumlah ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif di Kota Padang naik 75,8 persen.
“Kita bisa merujuk kepada data bahwa, pada tahun 2022, ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif hanya 69.73 persen. Angka tersebut turun pada 2023 menjadi 68.21 persen dan meningkat lagi pada 2024 sebanyak 75.8 persen,” ujarnya.
Ia mengatakan, meskipun persentase ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif di Kota Padang terbilang tinggi tahun ini, namun masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh ibu sehingga tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada anaknya.
“Banyak alasan sebetulnya. Salah satunya karena tuntutan pekerjaan sehingga si ibu tidak bisa menyusui secara langsung. Namun, sebenarnya hal ini bisa diakali dengan alternatif lain seperti memberikan ASI dengan cara diperas terlebih dahulu. Namun dalam kasus ini, kebanyakan ibu tidak paham bagaimana caranya,” tutur Ratna.
Menurutnya, angka ibu yang memberikan ASI secara eksklusif kepada anaknya secara tidak langsung akan berkesinambungan dengan kasus kematian bayi karena bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif akan menderita berbagai macam penyakit.
“Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif akan menderita penyakit lebih sering. Hal ini akan timbul melalui tanda-tanda seperti penurunan daya tahan tubuh, penurunan status gizi, tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan balita dan akan terjadi kemungkinan yang lebih buruk lagi,” ujarnya.
Ratna mengatakan, tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada anak juga akan memberikan dampak buruk kepada si ibu sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare, obesitas, kanker payudara dan penyakit lainnya.
Ia mengimbau kepada para ibu agar menyusui bayinya secara eksklusif hingga enam bulan tanpa tambahan makanan apapun dan dilanjutkan hingga bayi berumur dua tahun.
“Kita melakukan imbauan melalui peningkatan kapasitas kader posyandu, melalui pelatihan tumbuh kembang balita bagi kader, pelatihan konseling menyusui bagi nakes, sosialisasi pola asuh balita bagi kader. Ini akan diteruskan kepada ibu yang melahirkan untuk mendorong mereka agar memberikan ASI secara eksklusif kepada anaknya,” tutur Ratna. (*)