PADANG, HARIANHALUAN.ID – Gunung Padang kini menjadi salah satu destinasi wisata alam yang semakin diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Gunung Padang dan kawasan Muaro Batang Arau terlihat lebih bersih, rapi dan indah.
“Bersih dan indah, sejak Wali Kota Padang dijabat Hendri Septa. Beliau terus mewanti-wanti jajarannya rutin goro di kawasan ini, lewat Program Bagoro yang dicanangkan Hendri Septa. Kami merasa senang, ikut goro. Membersihkan lingkungan kami. Terima kasih Pak Hendri Septa,” kata Pak Adi, warga setempat, belum lama ini.
Dia mengaku, kalau warga hanya yang goro tidak akan bisa sebersih dan serapi sekarang. Soalnya kawasan itu “terlalu berat” bagi warga. Tumpukan sampah hingga bangkai kapal atau perahu. Jadi butuh perhatian lebih aparat pemerintah dan lainnya.
Dan, Alhamdulillah, Hendri Septa merespon. Hampir tiap minggu goro di sini, melibatkan berbagai pihak. Sudah bersih, diberi pula sentuhan “seni”, sehingga kawasan Gunung Padang dan Muara Batang Arau menjadi indah sekaligus menjadi magnet menarik pengunjung dan wisatawan datang ke sana.
KWT Gunung Padang merupakan desa wisata yang berada di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Desa Wisata KWT Gunuang Padang memiliki ikon pariwisata Gunung Padang yang masuk dalam kawasan wisata terpadu yang terintegrasi dengan Pantai Padang, Pantai Air Manis, Pelabuhan Muaro Batang Arau dan Gunung Padang.
Salah satu inovasi yang paling menonjol, yakni pengembangan KWT Gunung Padang yang berkorelasi erat dengan wisata ekonomi 11 kampung tematik.
Programnya, lebih menekankan pada kerja kolaborasi lintas sektor. Sejak 2021, capaian pembangunan KWT Gunung Padang ini, terus menunjukkan tren positif. Pada 2021, terealisasi 42 persen, 60,1 persen pada 2022, dan 77,07 persen pada 2023. Pada 2024 ini telah mencapai 127,3 persen.
KWT Gunung Padang di tangan Hendri Septa yang akan maju di Pilkada Padang 2024 bersama Hidayat itu telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat setempat. UMKM pun tumbuh seiring dengan banyaknya wisatawan yang datang.
Gunung Padang dan Batang Arau memang menjadi atensi dan prioritas utama Pemerintah Kota Padang kepemimpinan Hendri Septa. Ia menginginkan, Padang Bagoro menjadi budaya warganya. Terlebih lagi dari konsep yang ia gagas, akan membentuk jalinan kebersamaan yang kuat.
Bahkan makin tacelaknya kawasan Gunung Padang dan kawasan Batang Arau, dimanfaatkan oleh Fadly Amran-Maigus Nasir. Dia mendeklarasikan sebagai calon Wali Kota dan Calon Wawako Padang di sana, Minggu (18/8/2024) sore. Dengan kata lain, komitmen Hendri Septa bersama jajarannya membersihkan kawasan Batang Arau, dirasakan oleh Fadly-Maigus. Mengakui kinerja Hendri Septa selama memimpin Kota Padang.
Penataan kawasan terpadu juga memberikan hasil berupa juara 1 lomba toilet bersih di masjid pada kawasan Daya Tarik Wisata Unggulan (DTWU) diberikan kepada Masjid Al Hakim dari Dinas Pariwisata Sumbar. Juara 1 lomba toilet bersih di rumah makan pada DTWU diberikan kepada Rumah Makan Old Town dari Dinas Pariwisata Sumbar dan juara 2 lomba toilet bersih di masjid pada Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Gunung Padang dari Dinas Pariwisata Sumbar.
Kini, Gunung Padang yang menyimpan kombinasi antara panorama yang indah, legenda cinta dan sepenggal sejarah masa pendudukan Jepang itu, kian tercelak. Tak salah jika anda berkunjung ke Kota Padang, menjadikan destinasi Gunung Padang masuk dalam list kunjungan anda.
Goa Kelelawar
Siapa sangka sebuah kawasan di Padayo Indarung yang dulu jarang diketahui banyak orang, kini menjadi populer sejak hadirnya wisata Geosite Goa Kelelawar Padayo, yang berada di Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan. Diresmikan oleh Hendri Septa saat menjabat Walikota Padang pada 12 Mei 2024 lalu.
Hadirnya wisata alam itu dan telah dilakukannya sejumlah perbaikan infrastruktur pendukung, sebagai bentuk dukungan Hendri Septa terhadap pariwisata. Keberadaan Goa Kelelawar Padayo tersebut juga turut menambah rentetan objek wisata yang harus dikunjungi ketika datang ke Kota Padang.
Kini masyarakat di Padayo merasakan betul dampak dari adanya wisata alam Goe Kelelawar tersebut.
Romi (32) yang merupakan pedagang di kawasan wisata Geosite Goa Kelelawar Padayo menceritakan, sejak hadirnya wisata tersebut telah membuat perekonomian keluarganya terbilang stabil.
“Saya buka tempat berdagang di sini semenjak adanya wisata Goa Kelelawar, saya ada jual gorengan, air mineral, makanan nasi goreng, mie instan dan lainnya. Alhamdulillah, dengan banyaknya pengunjung, barang dagangan saya banyak yang terjual,” katanya.
Menurutnya, sejak Pemko Padang bersama Semen Padang meresmikan wisata alam di Padayo itu, banyak orang yang berkunjung. Hari Senin-Jumat itu paling sedikit yang berkunjung itu 100 orang dan momen hari Sabtu-Minggu itu paling sedikit 300 orang.
“Kalau satu orang saja belanja di kawasan wisata ini Rp25.000 dengan jumlah kunjungan 100 orang, maka uang yang berputar itu Rp2,5 juta. Bagi kami ini, per hari saja transaksinya Rp2,5 juta itu, sangat membantu perekonomian keluarga,” ucapnya.
Tidak hanya dari sisi pedagang yang merasakan betul adanya kepedulian Hendri Septa terhadap Goa Kelelawar itu, tapi Pokdarwis Padayo itu juga mengaku sangat terbantu, karena wisata Padayo terpromosi dengan baik.
Ari (39) yang dipercaya mengurus parkir kendaraan menceritakan tarif karcis bagi pengunjung yang hendak masuk ke kawasan wisata Goa Kelelawar itu, untuk dewasa Rp10.000 dan anak-anak Rp5.000 per orang.
“Jadi hadirnya perhatian pemerintah, yakni Hendri Septa yang ketika itu menjadi Wali Kota Padang, kami sangat terbantu, mulai dari promosinya hingga menggandeng Semen Padang agar Padayo turut dibantu, agar sarana dan prasarana wisata Padayo tersiapkan dengan baik,” ucap Ari.
Hendri Septa ketika ditanyakan pendapatnya tentang perkembangan Goa Kelelawar, merasa senang. “Alhamdulillah, saya sudah kunjungi beberapa hari lalu dan bertemu Pokdarwis,” tuturnya.
Ia menceritakan, itu merupakan bagian dari konsep membangun perekonomian berdasarkan potensi yang ada di masing-masing kecamatan. “Kita akan lanjutkan di kecamatan-kecamatan lainnya di Kota Padang. Kita akan minta setiap camat merumuskan bersama masyarakat potensi yang akan dikembangkan,” ucap Hendri Septa. (*)