PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pariaman yang dimulai sejak Senin (6/1) terpaksa dihentikan sementara. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian wadah makan yang digunakan dengan standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Fakhriati, vendor dapur MBG, menjelaskan bahwa pihaknya tidak diperbolehkan lagi menggunakan wadah plastik sekali pakai untuk distribusi makanan. Wadah plastik dinilai tidak sesuai dengan petunjuk teknis yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan dan mengurangi penumpukan sampah plastik.
“Kami awalnya mengira ompreng stainless yang dipesan akan tiba pada 8 Januari, jadi kami menggunakan wadah plastik selama tiga hari pertama,” ujar Fakhriati kepada Haluan, Senin (13/1). Namun, rencana tersebut batal setelah BGN mengonfirmasi bahwa ompreng yang dipesan tidak memenuhi standar.
Fakhriati kemudian memesan ulang ompreng sesuai dengan standar BGN, yang diperkirakan akan tiba antara 16 hingga 20 Januari. Pengiriman ompreng tersebut diperkirakan sampai di Pariaman pada 24-25 Januari.
Ompreng yang dipesan awalnya terbuat dari stainless SUS201, sementara standar BGN mengharuskan penggunaan stainless SUS304 dengan ketebalan dan kedalaman yang lebih besar. “Kami memilih SUS201 karena harganya lebih murah, tetapi setelah rapat dengan BGN baru diketahui bahwa bahan tersebut tidak memenuhi syarat,” jelasnya.
Fakhriati memproyeksikan adanya penundaan sekitar dua pekan untuk program MBG akibat keterlambatan pengiriman ompreng baru. Selama periode ini, distribusi makan bergizi untuk siswa tidak akan dilakukan.
Peningkatan permintaan ompreng akibat program MBG, serta kebijakan yang melarang impor barang, membuat proses pengadaan memakan waktu lebih lama. “Kami harus memesan langsung dari pabrik lokal yang memenuhi spesifikasi BGN,” katanya.
Sebelumnya, Fakhriati telah mengusulkan beberapa alternatif pengemasan makanan, seperti sistem katering dengan siswa membawa wadah sendiri, namun usulan tersebut ditolak oleh BGN yang lebih mengutamakan faktor keamanan dan kebersihan.
Nur Inggrid Saumi, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pariaman Tengah, mengungkapkan bahwa pihak sekolah sudah diberitahu sebelumnya mengenai penundaan sementara program MBG. Ia menambahkan bahwa hingga kini, tidak ada keluhan dari 16 sekolah yang terdaftar.
“Semua pihak sudah mengerti situasi ini. Penundaan dilakukan berdasarkan arahan BGN, karena wadah plastik sekali pakai dilarang demi menghindari masalah sampah plastik,” kata Inggrid. (*)