Angka Kemiskinan Kota Pariaman Naik Jadi 4,26 Persen pada Tahun 2024

PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pariaman mencatat angka kemiskinan di daerah tersebut naik menjadi 4,26 persen dengan jumlah penduduk 4.010 jiwa pada tahun 2024. Angka ini berangsur naik dibanding hasil survei ekonomi pada tahun 2023 yaitu 4,20 persen dan tahun 2022 yaitu 4,13 persen.

Ketua BPS Kota Pariaman, Riqaldi mengatakan persentase kemiskinan tersebut didapatkan dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) terhadap sejumlah desa sampel yang tersebar di empat kecamatan Kota Pariaman. Survei tersebut mencatat seluruh pengeluaran masyarakat dari pemenuhan kalori makanan hingga kebutuhan bukan makanan seperti pengeluaran pendidikan dan pengeluaran rumah tangga.

Data angka kemiskinan itu dirilis satu kali setahun oleh BPS Kota Pariaman dengan pelaksanaan surveu pada bulan Februari, lalu data yang didapat akan diolah dan diproses hingga keluar hasil pada enam bulan setelahnya.

“Angka kemiskinan ini dihitung berdasarkan pengeluaran konsumsi masyarakat terhadap kebutuhan dasar baik itu makanan dan bukan makanan. Pada tahun 2024, kita mendapatkan garis kemiskinan di Kota Pariaman sebanyak Rp619 ribu per kapita per bulan,” kata Riqaldi kepada Haluan, Selasa (21/1).

Dalam perhitungannya, ia menjelaskan bahwa untuk konsumsi makanan dihitung berdasarkan pemenuhan konsumsi kalori per orang. Terdapat 2.100 kalori yang dijadikan standar pemenuhan kebutuhan makanan oleh masyarakat.

Riqaldi menyebut, jumlah kalori ini jika ditambahkan dengan pemenuhan kebutuhan sandang dan papan, dihasilkan garis kemiskinan Rp619 ribu per kapita untuk hitungan satu bulannya.

“Kalau kita uangkan junlah kalori ditambah dengan pengeluaran bukan makanan, didapat Rp619 ribu kisarannya, yang di bawah angka itu per bulan maka dikatakan kategori miskin,” katanya.

Ia menjelaskan, adanya kenaikan pada angka kemiskinan di Kota Pariaman disebabkan oleh besaran konsumsi masyarakat di daerah tersebut. Adapun kenaikan persentase ini disebut tidak memberi dampak signifikan, karena rata-rata persentase dalam beberapa tahun terakhir tidak jauh berbeda.

“Kemiskinan akan turun ketika income bertambah, perekonomian meningkat ketika masyarakat mampu mencukupi kebutuhan sandang, papan dan pangan,” kata dia. (*)

Exit mobile version