Teks Foto: Penyaluran MBG di SDN 08 Kampung Jawa, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman.
PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Pariaman mulai dilanjutkan kembali setelah sempat terhenti sementara, Kamis (30/1). Kali ini, penyaluran makanan dilakukan menggunakan wadah yang lebih ramah lingkungan yaitu ompreng berbahan stainless.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Riky Falantino mengatakan penghentian sementara untuk paken makanan bergizi dilakukan karena wadah makan yang dipakai sebelumnya belum memenuhi standar. Sebelumnya, wadah yang dipakai merupakan wadah plastik sekali pakai, sehinggi dikhawatirkan dapat menimbulkan penumpukan sampah.
“Penyaluran MBG telah dilanjutkan kembali sesuai perkiraan, setelah ompreng stainless yang dipesan diterima pihak vendor, maka program ini langsung dilanjutkan kembali,” kata dia.
Ia menjelaskan, pengantaran MBG tahap pertama dilakukan di pagi hari untuk siswa SD kelas satu sampai kelas tiga. Kemudian, dilanjutkan pengantaran di siang hari untuk siswa SD kelas empat sampai enam dan siswa SMP serta SMA.
Dijelaskan Riky, selain ompreng stainless penyaluran makan bergizi juga dilakukan menggunakan wadah food grade. Jumlah masing-masingnya, 1.562 buah ompreng stainless dan 1.914 buah wadah food grade.
Adapun paket MBG tahap pertama ini menyasar 16 sekolah yang berada di Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman. Disebutkan, sekolah tersebut terdiri dari satu TK, 13 SD, satu SMP dan satu SMA negeri.
Sebelumnya, Riky mengatakan pihaknya sudah menerima beberapa masukan untuk disampaikan ke pihak vendor terkait pelaksaan MBG yang telah berjalan sejak awal Januari. Menurutnya, rata-rata keluhan pihak sekolah berkutat pada sajian menu sayur yang dirasa agak berubah rasa.
“Berdasarkan laporan dari pengawas sekolah, secara prinsipnya tidak ada masalah terkait pendistribusian MBG. Hanya sayur yang agak berubah karena dimasak sejak jam dua atau jam tiga malam,” jelas Riky.
Menurutnya, jarak waktu memasak dan pendistribusian MBG terutama untuk menu sayur harus lebih dipertimbangkan pihak vendor. Sebab, ia mengkhawatirkan apabila jarak memasak sayur terlalu lama dengan waktu makan, akan menimbulkan perkara baru karena zat racun yang dikandungnya.
Program MBG di Kota Pariaman telah mulai dijalankan sejak Senin (6/1). Namun, karena wadah makanan yang digunakan belum memenuhi standar dari BGN, maka distribusi makan bergizi itu harus dihentikan setelah satu pekan dilaksanakan.
Pemilik dapur dari Yayasan Asmaul Kalidamang, Fakhriati mengatakan, BGN telah menetapkan standar wadah makanan berbahan stainless dengan beberapa ketentuan. Pihaknya sudah memesan wadah yang disebut ompreng pada awal pelaksanaan MBG dengan perkiraan tiba di Pariaman pada hari keempat MBG.
Oleh sebab itu, pihaknya sempat diberi izin memakai wadah makan berbahan plastik sekali pakai untuk tiga hari pertama. Namun, setelah diketahui ompreng yang dipesan ternyata belum memenuhi standar, maka dilakukan pemesanan kembali.
“Karena ompreng kita pesan ulang, butuh waktu yang lebih panjang untuk menunggu pengiriman sampai tiba ke Pariaman. Berdasarkan itu, BGN akhirnya meminta kami untuk mengentikan sementara distribusi MBG sampai ompreng datang,” kata Fakhriati saat ditemui Haluan beberapa waktu lalu. (*)