PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Sektor pariwisata memiliki peluang besar dalam menyerap tenaga kerja di Kota Pariaman.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Gusniyeti Zaunit, tingkat pengangguran terbuka di daerah tersebut turun 0,36 persen. Salah satu penyebabnya ialah serapan dari UMKM di kawasan wisata.
“Tahun 2024, tingkat pengangguran di Kota Pariaman turun menjadi 5,32 persen dari sebelumnya 5,68 persen. Ini terjadi salah satunya, karena jumlah UMKM yang meningkat, jadi salah satu serapannya dari situ,” kata dia.
Kendati persentasenya menurun, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di kota tersebut masih harus ditekan. Pasalnya, target TPT nasional pada tahun 2025 ini ialah 4-5 persen saja. Oleh sebab itu, Gusniyetti berupaya serapan tenaga kerja juga semakin meningkat.
Menurutnya, sektor pariwisata masih memiliki peluang yang besar untuk menurunkan angka pengangguran di Kota Pariaman. Terlebih lagi, kota yang terkenal dengan budaya tabuiknya itu masih terus berupaya memajukan pariwisatanya dengan berbagai inovasi baru.
“Salah satunya ialah rencana pembangunan Pariaman Convention Center. Kita sudah melakukan studi kelayakan untuk investasi dan tahun ini mulai mencari investor. Kalau berhasil, maka akan banyak menyerap tenaga kerja,” ucapnya.
Gusniyeti memaparkan, pembangunan Pariaman Convention Center menjadi investasi yang sangat menjanjikan untuk daerah tersebut. Lokasinya yang strategis diperkirakan akan membawa banyak kunjungan ke Pariaman, sehingga bisnis UMKM juga akan semakin menjamur.
“Potensi yang bisa kita lihat dalam mengurangi angka pengangguran di tahun 2025 salah satunya melalui serapan tenaga kerja di Pariaman Convention Center. Ini merupakan proyek besar yang memerlukan investasi Rp64 miliar,” kata Gusniyeti Zaunit.
Selain sektor pariwisata, sejauh ini Kota Pariaman juga aktif menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri. DPMPTSP juga akan menjalin kerja sama dengan Padang Nihon Go Gakuin (PNGG) dan Jepang.
“Tahun lalu, kita memberangkatkan dua tenaga kerja ke Malaysia melalui Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia atau BP3MI. Tahun ini, kita juga sudah sosialisasi kerja sama dengan PNGG,” kata dia.
Gusniyeti menyebut, pihaknya berencana akan menggelar pelatihan melalui kerja sama tersebut dengan target dua puluh orang peserta. Ia berharap, dengan berbagai upaya tersebut dapat semakin menurunkan persentase TPT di Kota Pariaman. (*)