PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Distribusi makan bergizi gratis atau MBG di Kota Pariaman tetap disalurkan selama masa pembelajaran bulan Ramadan dengan menyasar 2.544 siswa dimulai pada Kamis (6/3) sampai Selasa (25/3).
Pemilik dapur dari Yayasan Asmaul Kalidamang, Fakhriati mengatakan, menu yang disiapkan berbeda dari biasanya dengan meniadakan nasi, sayur dan lauk pauk. Pemilihan menu mempertimbangkan ketahanannya agar tidak basi disantap saat berbuka.
Penyaluran paket MBG juga memiliki mekanisme waktu yang berbeda dengan hari biasa, yaitu dibagikan pada siang hari jelang waktu pulang sekolah.
“Ada perbedaan MBG dari hari biasa, mulai dari waktu distribusi yang dilaksanakan siang hari sebelum pulang sekolah hingga jenis menu yang dihidangkan berbeda,” katanya saat diwawancarai Haluan, Rabu (5/3).
Ia merinci menu yang dihidangkan mencakup susu kemasan, telur rebus, biskuit dan kurma. Makanan tersebut sudah disiapkan stoknya, sehingga aktivitas dapur hanya untuk memasak telur serta mengemas paket MBG.
“Perbedaan menu ini menyesuaikan kondisi Ramadan berdasarkan arahan badan gizi nasional atau BGN. Jadi, yang perlu dimasak hanya telur di pagi hari dan itu dibagikan tanpa dikupas biar lebih awet,” jelas Fakhriati.
Menu khusus tersebut dikatakan berlaku selama masa pembelajaran Ramadan. Sementara itu, pada hari telakhir sekolah, menjelang libur lebaran akan dilaksanakan buka bersama dengan menu biasa yang mencakup nasi, sayur dan lauk pauk.
Dijelaskan Fakhriati, untuk pengemasan paket MBG menggunakan totebag atau keranjang yang bisa dipakai berulang kali. Setiap siswa dijatah dua keranjang yang dipakai secara bergantian setiap harinya.
“Untuk kemasan dirancang agar bisa dipakai berulang. Setiap siswa punya dua, yang satu untuk dibawa pulang, lalu besoknya pakai kemasan satu lagi dengan kemasan sebelumnya dikembalikan,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan, jumlah penerima MBG lebih sedikit karena hanya menyasar siswa yang ikut pesantren Ramadan. Siswa dari TK, kelas satu dan dua SD, serta siswa kelas tiga SMA tidak mendapat paket makanan karena tidak bersekolah pada bulan puasa.
“Jadi, jumlah totalnya 2.544 siswa selama Ramadan karena anak TK serta siswa kelas satu dan dua SD tidak sekolah, termasuk siswa kelas tiga SMA. Sementara untuk jumlah sekolah penerima masih sama yaitu di Kecamatan Pariaman Selatan,” ujarnya. (*)