PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Festival Budaya Tabuik yang juga dikenal dengan istilah batabuik menjadi salah satu kegiatan tahunan yang diprioritaskan pemerintah Kota Pariaman di tengah kebijakan efisiensi anggaran. Tahun ini, pemko kembali menggelontorkan dana ratusan juga untuk menyelenggarakan iven akbar yang berlangsung selama sepuluh hari tersebut.
Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Ferialdi menuturkan, iven Tabuik digelar sepenuhnya menggunakan anggaran daerah. Meski dihadapi efisiensi, ia menyampaikan bahwa dana yang digelontorkan untuk kegiatan utama dan prosesi batabuik tidak dikurangi.
“Untuk kedua Tabuik, kita anggarkan masing-masing Rp200 juta, sama dengan tahun kemarin. Namun, untuk kegiatan pendukung terdapat sedikit pengurangan, tetapi tidak mengganggu kegiatan utamanya,” kata Ferialdi.
Ia menuturkan efisiensi anggaran menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi selama proses persiapan Festival Budaya Tabuik tahun 2025, khususnya dalam menyiapkan kegiatan pendukung. Pasalnya, setelah keluar dari 100 daftar Kharisma Event Nusantara (KEN), Tabuik di Pariaman tidak lagi mendapat bantuan dari Kementerian Pariwisata RI.
“Sebab tahun ini anggaran pelaksanaan Tabuik murni bersumber dari anggaran pemerintah daerah atau APBD saja. Kita tidak lagi mendapat bantuan dari kementerian karena iven Tabuik tidak masuk KEN di tahun ini, sehingga terpaksa mengurangi kegiatan pendukung,” paparnya.
Dijelaskannya, iven lomba-lomba yang tahun lalu mewarnai hari-hari batabuik, kini terpaksa ditiadakan. Kendati begitu, Ferialdi menyampaikan adanya keterbatasan anggaran tidak menyurutkan semangat panitia dalam menjaga kemeriahan acara.
Pihaknya tetap meramaikan kegiatan dengan penampilan budaya bagamaik pada malam jelanh acara puncak serta atraksi budaya saat puncak acara. Selain itu, panitia juga akan memanfaatkan momentum HUT Kota Pariaman pada awal Juli mendatang untuk memeriahkan budaya batabuik.
“Kita juga akan gencarkan promosi. Meski ada tantangan efisiensi anggaran, kita tetap harus optimis agar pelaksanaan festival Tabuik bisa mendatangkan pengunjung lebih banyak dari tahun sebelumnya,” kata Ferialdi.
Menurutnya, kesuksesan pelaksanaan Budaya Tabuik tidak diukur dari anggaran yang dikeluarkan, tetapi seberapa banyak jumlah kunjungan yang didapat serta dampaknya terhadap UMKM masyarakat di Kota Pariaman. “Target kita, angka kunjungan bisa melebihi realisasi tahun lalu, sehingga terjadi perputaran uang yang pesat yang pada akhirnya akan berdampak pada sektor UMKM milik masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Walikota Pariaman, Yota Balad optimis angka kunjungan Festival Budaya Tabuik akan meningkat. Sebab, pihaknya sudah merancang kegiatan tersebut dengan kemeriahan kejuaraan olahraga yang akan diselenggarakan dengan skala nasional dan internasional.
Tahun ini, pemerintah kota menggelar Piala Walikota dengan kejuaraan tenis skala internasional yang dihadiri peserta dari negara tetangga seperti dari Singapura dan Malaysia. Selain itu, juga akan hadir kejuaraan sepatu roda tingkat nasional dengan peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Kendati tidak masuk dalam KEN 2025, Yota menyebut, para pejabat di pemerintahan pusat tetap mendukung festival akbar yang menjadi ikon Kota Pariaman itu. “Kita juga telah mengundang pihak kementerian, dan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon secara lisan ingin ikut serta. Begitu juga Staf Khusus Presiden, Raffi Ahmad rencananya juga akan hadir,” papar Yota.
Sementara itu, untuk KEN tahun 2026, Yota telah menginstruksikan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman untuk mendaftar kembali. Ia menargetkan, Festival Budaya Tabuik akan masuk daftar KEN pada tahun 2026 mendatang.
“Kita sudah instruksikan dinas terkait untuk mengurus kembali pendaftaran Budaya Tabuik ke KEN 2026. Kita optimis, pengurusan tahun ini akan berbuah manis, sehingga Tabuik dapat masuk kembali ke kalender event nusantara,” kata dia. (*)