PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. H. Muhammad Yamin, SH meluncurkan inovasi Sistem Tracking Kebutuhan Keperawatan (Si King Kuwat) sebagai terobosan baru, untuk mempercepat proses pengadaan alat kesehatan dan mendukung keselamatan pasien.
Inovasi ini lahir sebagai jawaban atas persoalan keterlambatan distribusi alat kesehatan yang selama ini menghambat pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Direktur RSUD Pariaman, Prof. H. Muhammad Yamin, SH, dr. Herlina Nasution, M.Kes, menjelaskan bahwa keselamatan pasien merupakan isu global yang tidak bisa diabaikan. Salah satu faktor penting yang menunjang keselamatan tersebut adalah rantai pasok ketersediaan alat kesehatan yang terkelola dengan baik.
“Kesalahan dalam manajemen inventaris dapat menghambat pelayanan dan berdampak langsung terhadap keselamatan pasien,” ujarnya.
Menurutnya, pelayanan keperawatan adalah salah satu pelayanan vital, karena perawat berada bersama pasien selama 24 jam penuh. Namun, kualitas pelayanan keperawatan sangat bergantung pada ketersediaan alat-alat kesehatan yang memadai.
“Jika alat yang dibutuhkan tidak tersedia atau pendistribusiannya terlambat, hal ini tidak hanya mengganggu kinerja perawat, tetapi juga menurunkan tingkat kepuasan pasien,” katanya.
Data survei tahun 2023 menyebutkan bahwa 99 persen fasilitas kesehatan di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengelola pasokan alat kesehatan. Masalah ini juga dialami RSUD Prof. H. Muhammad Yamin SH, termasuk keterlambatan pengadaan dan penempatan alat kesehatan yang tidak sesuai peruntukan karena belum adanya sistem informasi yang terintegrasi dalam proses pengadaan.
Tercatat, pada tahun 2022, dari 27 telaah staf permintaan alat kesehatan dari bidang keperawatan, terdapat 10 permintaan yang mengalami keterlambatan distribusi. Sementara di 2023, keterlambatan meningkat menjadi 19 permintaan yang baru terpenuhi di akhir tahun. “Proses administrasi yang panjang dan tidak terukur membuat pelayanan tidak optimal,” kata dr. Herlina.
Untuk mengatasi masalah tersebut, manajemen RSUD melakukan penjaringan ide melalui diskusi dengan direktorat pelayanan. Beberapa alternatif solusi muncul, mulai dari membuat arsip telaah staf, menggunakan spreadsheet digital, hingga merancang aplikasi yang mampu menghubungkan pelaku pengadaan dengan bidang keperawatan sebagai pengguna langsung.