“Atap ada yang keropos, tapi fasilitas utama seperti arena penetasan telur dan penangkaran tukik sudah lengkap. Nanti kita lihat kebutuhan dan disesuaikan dengan prioritas anggaran,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Pariaman, Yota Balad, menilai keberadaan kawasan konservasi penyu tidak hanya berperan penting untuk lingkungan, tetapi juga memberi nilai tambah bagi sektor pariwisata daerah.
“Kawasan ini bisa menjadi daya tarik sekaligus pusat edukasi bagi pelajar maupun masyarakat luas,” kata Yota.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Pariaman terus mendorong masyarakat untuk bersinergi dalam menjaga kelestarian penyu.
Salah satunya dengan menyerahkan telur yang ditemukan ke UPTD, karena pihak pengelola juga memberikan penghargaan berupa pembelian telur tersebut.
“Kami berharap masyarakat berhenti mengonsumsi telur penyu. Mari bersama-sama kita lestarikan hewan langka ini. UPTD siap menerima telur-telur yang ditemukan, tentu dengan kompensasi yang layak,” tegas Yota.
Kunjungan wakil gubernur ini sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara Pemerintah Provinsi Sumbar dan Pemerintah Kota Pariaman dalam menjaga keberlangsungan konservasi penyu. Harapannya, keberadaan UPTD tidak hanya menyelamatkan satwa langka, tetapi juga menumbuhkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga lingkungan. (*)