Meski demikian, ia mengakui masih ada masyarakat yang sesekali mengonsumsi telur penyu. Namun pemerintah memilih pendekatan persuasif ketimbang memberi sanksi hukum.
“Kami masih fokus pada edukasi. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat akan sadar sendiri bahwa penyu adalah satwa dilindungi,” tambahnya.
Pemerintah juga mengimbau agar masyarakat tidak ragu melapor jika menemukan sarang penyu di pesisir maupun di pulau. Dengan begitu, potensi penetasan bisa lebih besar dan peluang tukik untuk dilepas ke laut semakin banyak.
Selain menjaga keberlangsungan penyu, kawasan konservasi juga dikembangkan sebagai destinasi wisata edukasi. Wisatawan dapat melihat langsung proses penetasan hingga pelepasan tukik.
“Harapan kami, kegiatan wisata edukasi ini semakin menumbuhkan rasa sayang dan kepedulian terhadap penyu,” jelas Reti.
Ia menutup dengan ajakan agar seluruh lapisan masyarakat ikut terlibat aktif dalam upaya konservasi.
“Tanpa kolaborasi bersama, mustahil kita bisa menjaga penyu tetap lestari. Kesadaran dan dukungan warga adalah kunci keberhasilan,” tegasnya. (*)