PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Para petani di Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman, masih menunggu berfungsinya Irigasi Anai 2 yang selesai dibangun tujuh tahun lalu. Proyek besar yang mengorbankan lahan masyarakat itu hingga kini belum memberikan manfaat, bahkan mulai menekan perekonomian warga.
Ketua Kelompok Tani Bungo Saiyo Desa Marabau, Suherman, mengungkapkan pembangunan irigasi ini sudah sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan selesai sekitar tujuh tahun silam. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan irigasi tersebut tidak pernah dialiri air.
“Meski sudah terlihat fisiknya, irigasi ini tidak dialiri air. Jadi bisa dibilang irigasi ini belum berfungsi sejak selesai,” ujarnya.
Padahal, kata Suherman, sejak awal masyarakat menaruh harapan besar agar irigasi mampu menjadi solusi kesulitan air. Selama ini petani hanya mengandalkan curah hujan untuk bertanam, sehingga musim tanam terbatas maksimal dua kali setahun.
“Melalui irigasi Anai 2 ini harapan kami, jumlah masa tanam bisa bertambah hingga tiga kali setahun. Ternyata sejak selesai belum bisa memberi dampak signifikan,” tambahnya.
Petani lainnya, Arjoli Efendi, merasakan langsung dampak keterbatasan itu. Ia mengatakan, tahun ini para petani hanya sekali melakukan masa tanam dan panen karena musim hujan tidak menentu.
“Ada yang sempat mencoba menanam selain padi, tapi tidak efektif karena kondisi di sini lebih cocok untuk padi,” ujarnya.