Arjoli khawatir, jika kondisi ini terus berlanjut, perekonomian petani semakin terpuruk. Bahkan, ia menilai ada risiko alih fungsi lahan karena sawah tak lagi produktif tanpa pasokan air memadai.
Kondisi itu juga diakui Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Pariaman Selatan, Lidia. Ia menyebut sebanyak 504 hektare sawah terdampak akibat tidak berfungsinya irigasi Anai 2, padahal potensi produksinya bisa besar sekali bila dimanfaatkan secara optimal.
“Kalau minimal satu hektare sawah bisa menghasilkan 5 ton, di kali 504 hektare satu kali musim tanam berapa banyak peningkatan produksi padi yang terjadi,” ujarnya.
Menurut Lidia, jika irigasi berfungsi, sawah tersebut berpeluang ditanami hingga tiga kali setahun. Hal itu akan mendukung peningkatan produksi beras sekaligus menjadi stimulus program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah pusat. (*)