“Melalui panggung ini, pelajar kita belajar tampil di depan publik. Mereka juga diajarkan mencintai budaya Minangkabau sejak dini,” tambah Yota.
Sekda Kota Pariaman, Afrizal Azhar, yang turut hadir menyebut acara ini juga berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar. Kehadiran pengunjung menumbuhkan peluang bagi pedagang kecil dan pelaku UMKM yang berjualan di sekitar Pantai Kata.
“Jadi manfaatnya ganda. Budaya tetap hidup, anak-anak punya ruang berekspresi, dan ekonomi lokal ikut bergerak. Ini yang kita harapkan dari pariwisata berbasis masyarakat,” jelas Afrizal.
Pantai Kata sendiri memang dikenal dengan suasana senjanya yang indah. Kini, dengan adanya program Merajut Senja, keindahan tersebut semakin lengkap dengan sajian budaya.
“Senja di Pariaman kini punya cerita. Tidak hanya menikmati alam, tapi juga merasakan hangatnya seni dan kebersamaan,” ungkap salah seorang pengunjung.
Pemko Pariaman berharap kegiatan ini bisa menjadi ikon wisata budaya baru di daerah tersebut. “Acara ini milik kita bersama. Mari kita dukung agar tetap berlanjut, supaya Pantai Kata semakin dikenal bukan hanya karena pantainya, tapi juga karena hidupnya seni dan budaya masyarakatnya,” pungkas Yota.
Dengan konsep yang menggabungkan keindahan alam, kreativitas seni, dan partisipasi masyarakat, Merajut Senja di Pantai Kata diharapkan menjadi agenda rutin yang ditunggu-tunggu wisatawan. Kota Pariaman pun semakin menegaskan diri sebagai destinasi wisata budaya yang ramah, asri, dan berdaya hidup. (*)