PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi mengingatkan para lulusan perguruan tinggi agar tidak menjadikan gelar sarjana sebagai tujuan akhir, melainkan sebagai bekal untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing di dunia kerja yang semakin ketat.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Wisuda Sarjana Angkatan ke-XVII Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Nusantara Mandiri (BNM) Pariaman, Selasa (14/10).
“Angka-angka nilai akademik bukanlah hal yang menentukan. Terpenting adalah kemampuan kita meningkatkan kompetensi untuk menghadapi kerasnya persaingan dunia kerja,” tegas Mulyadi di hadapan para wisudawan.
Dalam sambutannya, Mulyadi menekankan pentingnya perubahan pola pikir bagi para lulusan, terutama bagi pegawai pemerintah yang baru saja menyelesaikan studi sarjana.
Ia berharap, gelar yang telah diraih bisa diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan publik.
“Kalau sebelumnya belum sarjana, sekarang setelah sarjana, harus ada peningkatan kinerja dan pelayanan,” ujarnya.
Mulyadi mengatakan kehadirannya di acara wisuda membawa dua misi utama. Pertama, sebagai perwakilan Pemerintah Kota Pariaman untuk memberikan dukungan kepada STIA BNM sebagai lembaga pendidikan yang berperan penting dalam mencerdaskan masyarakat.
Kami mengakui keberadaan STIA BNM sebagai mitra strategis Pemko Pariaman dalam meningkatkan kualitas SDM daerah,” ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2025, Pemko Pariaman bekerja sama dengan STIA BNM memberikan beasiswa penuh 100 persen bagi masyarakat kurang mampu dan pelajar berprestasi melalui program Saga Saja Plus.
Saat ini, sudah ada tujuh mahasiswa yang menerima manfaat program tersebut.
“Kami ingin membuka akses pendidikan setinggi-tingginya bagi warga Pariaman. Syaratnya hanya satu, yaitu harus warga ber-KTP dan KK Kota Pariaman,” jelas mantan anggota DPRD tiga periode itu.
Misi kedua, kata Mulyadi, adalah sebagai alumni STIA BNM yang bangga terhadap almamaternya.
Ia mengajak seluruh lulusan untuk menjaga semangat kebersamaan dan menjadikan kebanggaan terhadap kampus sebagai motivasi untuk terus berkembang.
“Kalau rasa bangga terhadap almamater hilang, maka semangat untuk maju pun akan hilang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mulyadi menekankan bahwa motivasi utama kuliah bukan sekadar untuk kenaikan pangkat atau status sosial, melainkan untuk membangun kapasitas diri agar mampu bersaing di dunia kerja yang kini tak hanya antar-manusia, tetapi juga antara manusia dan teknologi.
“Jadikan gelar sarjana ini sebagai titik awal untuk terus belajar dan beradaptasi. Dunia kerja kini menuntut bukan hanya ijazah, tapi kemampuan berpikir kritis dan inovatif,” tutup Ketua PMI Kota Pariaman itu. (*)