PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Pemerintah Kota Pariaman kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan gizi keluarga melalui peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG) 3B bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Program ini dilaunching langsung oleh Wali Kota Pariaman, Yota Balad, didampingi Bunda PAUD Kota Pariaman, Yosnely Balad, di Rumah Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kelurahan Alai Gelombang, Kecamatan Pariaman Tengah, Senin (13/10).
Berbeda dari program bantuan gizi sebelumnya, MBG 3B menitikberatkan pada pemberian makanan sehat berbasis menu lokal bergizi seimbang, yang disiapkan bersama kader TPK dan masyarakat setempat. Langkah ini diharapkan dapat menekan angka stunting dan membangun kesadaran tentang pentingnya pola makan seimbang di kalangan keluarga muda.
“Program MBG ini bukan sekadar pembagian makanan, tetapi upaya memastikan asupan gizi yang cukup dan berkualitas bagi ibu hamil, menyusui, serta balita di Kota Pariaman,” ujar Wali Kota Yota Balad.
Ia menegaskan, keberadaan program ini merupakan bagian dari perhatian pemerintah pusat terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini. “Kita bersyukur karena program ini adalah wujud perhatian Bapak Presiden RI, Prabowo Subianto, agar masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, memperoleh gizi yang baik untuk melahirkan generasi cerdas dan sehat,” tambahnya.
Program MBG 3B di Kecamatan Pariaman Tengah menyasar 242 penerima manfaat yang tersebar di tiga kelurahan, yakni Alai Gelombang, Taratak, dan Jalan Kereta Api. Setiap peserta mendapatkan jatah makanan bergizi gratis lima kali dalam seminggu dengan menu berbeda setiap harinya.
Menurut Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Pariaman Tengah, Rezi Yosrialde Putra, jumlah penerima di masing-masing wilayah terdiri dari 100 orang di Alai Gelombang, 81 di Taratak, dan 61 di Jalan Kereta Api. “Menu disusun agar seimbang, mengandung protein hewani, nabati, serta sayuran yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar,” jelasnya.
Yota Balad menambahkan, keberhasilan program ini bergantung pada partisipasi aktif masyarakat, terutama dalam memahami pentingnya asupan gizi seimbang untuk mencegah stunting. “Kalau anak stunting, fungsi otaknya tidak berkembang maksimal. Ini bukan hanya soal tinggi badan, tapi soal masa depan generasi,” tegasnya.
Selain mengandalkan bantuan dari pemerintah, Pemko Pariaman juga berencana mengintegrasikan program ini dengan kegiatan edukatif di tingkat kelurahan, seperti kelas gizi dan forum ibu cerdas. Tujuannya agar masyarakat bisa mandiri memenuhi kebutuhan gizi keluarga melalui pemanfaatan bahan pangan lokal.
“Harapan kita, gerakan MBG ini tidak berhenti di bantuan, tapi menjadi budaya baru di masyarakat. Dengan gizi yang baik, anak-anak Pariaman akan tumbuh sehat, kuat, dan siap menjadi generasi hebat,” pungkas Yota. (*)